Kamis, 30 Juni 2016

Stasiun Kenangan yang Menghidupkan (Catatan Kenangan Amazing Ramadhan Program for Kids & Youth 1437 H on Sangatta)

Sore ini... Burung-burung camar & bangau terbang rendah. Mengejar ombak yang berlari menepi. Pasir pantai yang putih, seketika berkilat terterpa matahari yang sejak terbit bercermin di kaca lalu lepas. Angin semilir pantai selalu menggoda. Ya, memaksa pohon-pohon kelapa & pohon-pohon sukun melambai-lambai. Seketika, terkenang memori Ana saat di Sangatta melalui sebuah kalimat apik untuk direnungi....
"Siapa yang melihat akhir suatu perkara di akhir langkahnya dengan mata hatinya, kelak akan beroleh hasil yang sangat baik dari perbuatannya & akan selamat dari akibat buruknya." [Imam Ibnu Jauzi].
Sungguh, hari adalah salah satu penanda waktu. Siang hari ini & siang kemarin secara fakta waktu & ruang kemungkinan adalah sama. Tetapi, masing-masing hari sudah punya namanya yang abadi dalam siklus yang abadi pula. Seperti panas di Surabaya, berbeda saat merasakan panas siang di Sangatta.
Sangatta. Sebuah pulau kecil...
Teman...
Meninggalkan hari-hari libur yang tak selamanya bisa menghibur dengan hal yang tak bermanfaat adalah sebuah kerugian. Di Sangatta lalu, kita tidak sedang belajar tentang nama-nama hari. Tapi tentang stasiun kenangan, tentang momentum, yang salah satu penandanya bisa berupa hari. Adalah saat-saat kita membangun stasiun kenangan di sana.
Teman...
Nama hari cukup memberi arti & fungsi yang berbeda. Maka, sepotong hari kita di Sangatta tak sekadar sepenggal kesempatan. Tapi juga momentum, sekaligus saat berbagai prasasti kehidupan kita dipahat. Sepenggal hari tak sekadar kumpulan hitungan jam atau menit, tapi juga saat stasiun-stasiun kenangan kita dirancang & ditegakkan.
Teman...
Stasiun kenangan kita di Sangatta, kita perlukan sebagai tonggak-tonggak & pilar-pilar kesejarahan yang kita ciptakan pada momen Pesantren Ramadhan. Yang dengan itu, kita mengeja secara mudah peran unggulan kita, bahkan nama & identitas kepribadian kita.
Sungguh Teman...
Bila seluruh hidup kita habis di dunia akademis, menjadi mahasiswa, kita tidak akan punya definisi yang jelas sebagai mahasiswa model apa, tanpa peran unggulan, pada momen-momen tertentu, yang kita sebut stasiun-stasiun kenangan itu. Maka, seorang mahasiswa disebut mahasiswa, jika ia punya stasiun kenangan prestatif. Meski tidak semuanya harus ada pada masa belajarnya. Stasiun kenangan kita, adalah cetak biru tentang seperti apa kiranya nanti kita akan punya potret umum. Bukan sekadar kumpulan foto di album kenangan kita, atau coretan kata di lembar-lembar catatan harian kita.
Dan... puncak prasasti kenangan yang baik, adalah prestasi yang dibangun di atas gabungan waktu & tempat yang baik. Seperti kita yang membagi kebaikan saat di Sangatta. Di bulan Ramadhan. Di tempat yang belum pernah kita singgahi sebelumnya. Bila kemudian di Sangatta, kita menyebutnya stasiun kenangan, sebab pada akhirnya segala yang kita ukir akan kita lewatkan. Segala yang kita perbuat saat masih di sana telah berlalu & tinggal kenangan kebaikan.
Teman...
Seluruh kemarin telah lewat. Namun hati ini masih saja terpaut jika mengais sisa foto-foto kegiatan saat di sana. Atau saat grup-grup whatsapp Pesantren Ramadhan mendengungkan suara khasnya. Hari ini kita di sini. Di mana saja. Esok?. Menggantung dalam harap & keputusan Allah yang belum kita ketahui. Tapi teman... Hari-hari akan tetap datang dengan nama aslinya.
Sekali lagi teman...
Stasiun kenangan kita adalah prasasti. Tidak sekadar untuk dikenang anak-cucu kita, tapi juga tonggak-tonggak bagi kesinambungan kita nanti, bila ada umur yang masih tersisa.
Teman...
Setiap kita, bersama ketentuan takdir, ternyata bisa merancang prasasti-prasasti kenangan. Bukan untuk romantika melankolik yang cengeng, tapi agar ada pilar-pilar penyangga bagi kesinambungan cita-cita hidup kita. Bukan untuk memandanginya di hari tua, dengan mematut-matutnya penuh nostalgia, tapi agar ada yang bisa diwariskan bagi generasi sesudah kita. Merancang stasiun kenangan, adalah juga perjuangan menjaga stabilitas perjalanan hidup di atas kebajikan.
Maka... Izinkanlah diri ini menyematkan sekumpulan tekad, kerja & prasasti dari mentor-mentor hebat & orang-orang terpilih.
Ustadz Mukhtar...
Masya Allah ustadz. Ana merasa, harus banyak instropeksi kenapa hafalan Ana belum juga khatam sampai tahun ini. Kebaikan Antum meminjamkan Ana bantal tidur di tiap malam, akan selalu teringat sesaat sebelum Ana tidur & melihat bantal. Kapanpun... Dimanapun... Hanya, ketidak konekan Antum saat baru tersadar dari tidur harus banyak dibenahi deh ustadz. Masalahnya... Gara-gara itu juga, akhirnya kita merasakan tidak sahur selama TIGA HARI !!!. Sejarah terburuk dalam dunia perpuasaan telah kita raih bareng-bareng ustadz. :')
Aaaliii....
Gimana kabar Antum???. Afwan ya jika kurang peka atas kehadiran & kepergiannya. Gimana tidur di mes kami yang selalu berantakan???. Hehe. Keren kan??? . Kalau kata ustadz mukhtar, "mantep bingit!." Tak apa pamitan di awal, yaaa mudah-mudahan Ali bisa gabung di lain kesempatan. Minimal kelompok C terhibur dengan kehadiran sosok yang masih seger-segernya merasakan dunia yang setara dengan anak-anak kelas C saat itu. Semangat sekolah ya guys, biar bisa melancarkan cita-citanya. Atauuu... Minimal lanjutin & ngembangin metode tikrornya ustadz Hamim. Hehe.
Kak Karin...
Tolong sadari kekonyolan Ana ya kak. Asal jangan diceritakan terlalu jauh. Di luar itu... Ana sangat mengapresiasi kerja kerasnya kak. Sudah mau berjuang mikirin kelompok B bareng-bareng. Oiya kak, ide creative art membuat kapal dari kotak susunya masih Ana tunggu yaaa???. Meski tak tersampai di Pesantren Ramadhan tahun ini, mudah-mudahan kedepannya bisa dipraktekkan kak. Mohon maafnya untuk tidak bisa memfasilitasi ide kreatifnya.
Kak Anif.
Sungguh keberadaan kakak sangat dinanti. Saat kak Anif tak hadir, adalah sebuah ketimpangan. Tak ada yang menyemangati. Tak ada yang mendokumentasikan kegiatan kelompok B & segudang kegiatan positif lainnya. Kak... Mohon maaf, kalau di rundown nama yang disebutin paling sedikit. Tapi yang Ana rasakan, justru malah kerja nyata kakak sangat banyak. Sungguh, sekali lagi minta maafnya kak... Ide celup-celup warna belum bisa Ana terapkan juga.
Ahh... Kak Nisa lagi.
Tapi Alhamdulillah... Temen IPB nambah satu. Akhwat lagi. Cuman anehnya, mengapa hanya ingat Ana ketika mau foto-foto aja. -_- Selebihnya... Hanya rumput yang bergoyang. Perkataan yang paling Ana hafal jika bertemu kak Nisa adalah.... Jeng, jeng, jeng.... "Pakai hpnya nafis aja bagus. Kalau pakai hp ku gelap." Atauuu.... Satu lagi yang ini : "Nafis, ngeblutut fotonya dong...???." Yahh... Seperti itulah, keakraban hp Ana dengan kak Nisa yang memiliki cerita sendiri untuk dibukukan. Jazakillah khoiron kak, atas buliannya karena telat naik pesawat!!!. :P Ehh kak, diam-diam... Tembok mes kamar merindukan ketukan tangan sahur dari kak Nisa loh kak. Hehehe.
Kak Nada.
Video kita, yang kakak buat luar biasa kak. Meski harus Ana pindahkan dari hp ke flesdis. Karena setiap mutar videonya, tak tahu mengapa hati ini terasa baper & mengingatkan saat-saat di Sangatta. Makasih banyak kak atas transferan dokumentasinya. Hehe. Meski maksa dikit. ^^v Ditunggu versi yutubnya yaaa???. Lumayan lahh, sekali-kali wajah diri ini mampang di sana euy!.
Kak Athif.
Kak... Kita jarang ngobrol yaaa???. Sekalinya ngomong, malah salah sebut nama. Tolong dimaafkan. Hingga suatu ketika pertanyaan misterius itu terjawab : "Athif Anif itu bedanya cuman beberapa menit ajaaa kali kak nafis...". Weleh-weleh... Saudara kembar itu sesuatu ya kak?. Semuanya sama. Asal masalah jodoh, jangan sama juga kak. Tak baik. Hehehe.
Fadhil.
Syukron buat piagamnya kak. Mungkin kalau Ana bisa buat piagam, khusus Fadhil piagamnya Ana buatin aja ya dhil. Biar lebih mengena, kalau Fadhil pernah jadi partner mentor kita di Pesantren Ramadhan Sangatta. Fadhil, awal pertemuan kita di ruang ta'mir itu buat hati ini jadi jleb banget. "Kak nafis, jangan panggil saya kak. Nanti jadi keliatan tua. Padahal kakak kan lebih tua dari saya." Ahhh... Malamnya, Ana jadi instropeksi diri dhil sebelum tidur. Luama buangettt. Hingga muncullah pertanyaan : "Umur tua gini, udah ngapain aja???". Oiya dhil, mohon maafnya untuk sajian istirahat di kamar yang kurang nyenyak. TV kamar yang selalu nyala, karena lupa dimatiin. Tidur di lantai bawah, karena lupa ngingetin. Sungguh, itu hanya khilaf semata dhil. :')
Lagi-lagi Kak Shoffa.
Bingung mau nulis apa kak?. Hohoho. Mungkin ucapan terima kasih atas penghargaan terburuk dengan mengingat Ana cukup sekadar sebagai sesosok penunggu ta'mir dengan rundown khasnya. -_-" Kak... Sadar kak... Skripsi belum selesai. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Kerjain skripsi dulu, jangan mentang-mentang kesepian. :D
.
.
.
.
.
Bu Naila... Ummu Faza... Mbak Naila... Bunda Nailaaaa en semua sebutan terbaik untuk memanggilnya. :D Matur suwun sanget atas suguhannya. Atas fasilitas istirahat yang sungguh-sungguh di luar pengalaman Ana sebelumnya. Tidur di mushollah bandara balikpapan nungguin travel, tidur di travel VIP yang bergeronjal & akhirnya tak tidur juga, tidur di masjid darussalam dengan segudang nyamuk yang haus darah, tidur di rechall nempelin poin anak-anak yang tak pernah selesai, tidur di ta'mir karena kurang aqua (hehe) & yang paling speechless itu.... Tidur di mes yang tiap hari di beresin. Sepatu disemirin. Kamar di acein. Baju dicuciin, Air minum disediain. Huaaahhhh.... Fabiayyi aalaaai robbikuma tukadzdzibann...  :'(. MAAF TELAT PESAWAT!!!. :'( Duo gaduh : Mush'ab & Haidar. Yang membuat diri ini menjadi partner dalam impiannya yang diseting selalu saja kalah. Kangenn jadi power ranger. Penembak jitunya mush'ab. Musuh bebuyutannya haidar. All is well, pak Iffan... Mentor dalam diam. Guru spiritual. Sosok terahasiakan. Pak... Kita masih sama-sama hutang cerita masa muda kita kan ya pak???. Salah satu modus Ana biar diundang ke Sangatta lagi. Hehe.
Juga orang-orang di balik layar yang telah mempertemukan 10 mentor ini dalam dekapan keluarga baru. Tanjung Bara & Batu Putih. Meski namanya asing & bahkan sampai sekarang masih belum nyantol juga dengan penamaannya, DARI HATI YANG PALING DALAM : UNDANG KAMI DI KESEMPATAN YANG LAINNNN..... :'D. Ana merindukan suasananya. Derma hartanya. Ikromud dhuyufnya.
Duhai... beruntung sekali Ana bertemu para guru-guru luar biasa seperti mereka. Lebih beruntung lagi ketika mereka masih mengingat Ana nanti. Menyambut hangat setiap kali Ana berkunjung datang ke Sangatta lagi atau beristirahat sejenak singgah di kota tempat mereka menimba ilmu.
Maka, Duhai Allah yang Maha Baik. Sehatkanlah mereka & seluruh orang-orang disekitar kami saat itu maupun guru kehidupan yang mengajari hamba berbagai ilmu. Berkahilan hidup mereka, damaikan sisa usia mereka dalam naungan kebahagiaan.
Beri hamba cukup waktu untuk membanggakan mereka. Beri hamba cukup kesempatan untuk berterima kasih pada mereka dengan karya nyata. Jagalah mereka selalu. Dalam setiap langkah, pencapaian, prestasi & setiap kebaikan apapun itu.
Hari terakhir di bandara kecil itu teman...
Ana pandangi langit yang menjadi selimut bumi. Ana terawang... Ana tatap & semakin Ana tatap. Sangat jauh... Jauh di atas sana. Jauh dari pusaran bumi. Semakin jauh... Jika Antum mendongakkan kepala ke langit, akan Antum dapati ribuan malaikat sedang bersiap-siap turun ke bumi. Menjemput hamba terbaik...
Maaf, Ana tak sanggup lagi melanjutkan cerita. :'(
Duhai Allah, Sayangilah mereka. Aamiin.
***
Akhirul kalam...
Selamat menulis di buku kehidupan Antum. Menulislah dengan tinta cinta & kasih sayang, serta pena yang diridhoi Allah Subhanah.
@Pantai Kenjeran Surabaya, 30 Juni 2016. Satu bulan, sejak perpisahan kita.

Kamis, 02 Juni 2016

DI ANTARA  TANDA KEBAHAGIAAN

Bismillah,
Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Kamis,
26 Sya'ban 1437 H | 2 Juni 2016

Diantara tanda kebahagiaan adalah :
Manakala seorang hamba  bertambah  ilmunya, lalu bertambah pula kerendahan hati (tawadhu) & kasih sayangnya. Demikian pula, manakala amalannya bertambah maka bertambah pula ketakutannya (pada Allah) & kekhawatirannya (akan amalannya diterim
atau tertolak). Manakala usianya bertambah,  ketamakannya akan dunia berkurang. Juga manakala hartanya bertambah, dia semakin dermawan. Serta manakala bertambah kedudukannyakedudukanny (dalam masyarakat), dia bertambah tawadhu & banyak membantu mereka.

Selain itu, diantara tanda kebinasaan;
Seorang bertambah ilmunya, namun bertambah pula kesombongan & keangkuhannya. Demikian pula saat amalannya bertambah, bertambah pula kebanggaannya akan amalannya itu & dia menganggap remeh amalan orang lain, serta menduga dirinya telah melakukan amalannya yang baik. Manakala bertambah umurnya, bertambah pula ketamakannya akan dunia. Juga manakala bertambah hartanya, semakin bertambah pula kebakhilannya. Serta manakala bertambah kedudukan & kehormatannya, bertambah pula kesombongan & kecongkakannya.

Semua perkara di atas adalah ujian Allah kepada hamba-Nya. Dengan ujian itu diketahui siapa yang bakal bahagia & siapa yang akan celaka.

[Disarikan dari Kitab Al-Fawaid, Karya Ibnu Qayyim al-jauziyah]

Demikian,
Wallahu A'lam.

✒ Akhukum Fillah,
Moch Fadhlurrohman Nafis حفظه الله تعالى
____________________________

RAIH AMAL SHOLIH, MARI SEBARKAN....

🌏☝🌏☝🌏☝🌏☝

📲 Bagi ikhwan, anda ingin mendapat broadcast  Faedah & Pelajaran Islami dari Al Hadits maupun Al Qur'an ? Simpan nomor Whatsapp kami ( 0856-55-326-997) pada contact HP lalu kirim CHAT (BUKAN VIA SMS) ke Whatsapp "Jam'iyyah Ukhuwah Islamiyah"  dengan format ketik : Nama(spasi)Umur(spasi)Domisili/Asal(Spasi)Pekerjaan/kesibukan.
جزاك اللهُ خيرًا
بَارَكَ اللّهُ فِيْك

☎ Info , kritik & saran :
1. 085655326997
2. @emefrahmanen
3. http://www.arinestor-inspiration.blogspot.com/

Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Rabu, 01 Juni 2016

TRIK KHATAM AL QUR'AN DI BULAN RAMADHAN

Bismillah,
Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Rabu,
25 Sya'ban 1437 H | 1 Juni 2016

UNTUK (1) KALI KHATAM, JUMLAH YG DIBACA :

1. Shalat Subuh     4 halmn
2. Shalat Zhuhur   4 halmn
3. Shalat 'Ashar     4 halmn
4. Shalat Maghrib 4 halmn
5. Shalat 'Isya        4 halmn

UNTUK (2) KALI KHATAM :

1. Shalat Subuh    8 halmn
2. Shalat Zhuhur   8 halmn
3. Shalat 'Ashar     8 halmn
4. Shalat Maghrib 8 halmn
5. Shalat 'Isya        8 halmn

UNTUK (3) KALI KHATAM :

1. Shalat Subuh    12 halmn
2. Shalat Zhuhur.  12 halmn
3. Shalat 'Ashar     12 halmn
4. Shalat Maghrib 12 halmn
5. Shalat 'Isya.       12 halmn

Demikian,
Wallahu A'lam.

✒ Akhukum Fillah,
Moch Fadhlurrohman Nafis حفظه الله تعالى
____________________________

RAIH AMAL SHOLIH, MARI SEBARKAN....

🌏☝🌏☝🌏☝🌏☝

📲 Bagi ikhwan, anda ingin mendapat broadcast  Faedah & Pelajaran Islami dari Al Hadits maupun Al Qur'an ? Simpan nomor Whatsapp kami ( 0856-55-326-997) pada contact HP lalu kirim CHAT (BUKAN VIA SMS) ke Whatsapp "Jam'iyyah Ukhuwah Islamiyah"  dengan format ketik : Nama(spasi)Umur(spasi)Domisili/Asal(Spasi)Pekerjaan/kesibukan.
جزاك اللهُ خيرًا
بَارَكَ اللّهُ فِيْك

☎ Info , kritik & saran :
1. 085655326997
2. @emefrahmanen
3. http://www.arinestor-inspiration.blogspot.com/

Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.