Kamis, 05 November 2015

God Job dengan PureShot!

Ya, tepat tanggal 9 bulan September 2015 Hisense akhirnya secara resmi meluncurkan PureShot dan PureShot+ di Indonesia. Berbekal momentum 4G LTE yang kian santer digembar-gemborkan operator seluler tanah air. Smartphone yang digadang-gadang bakal menjadi suksesor PureShot dan PureShot+ ini akan tetap menjagokan sisi kameraKeduanya dirancang sebagai smartphone premium dengan keistimewaan pada kemampuan imaging (kamera), dan bisa berjalan di semua jaringan LTE Operator. Smartphone perdana Hisense yang ditawarkan secara Open Market ini memadukan kinerja, desain, dan fungsionalitas serta memboyong tiga pilar kekuatan utama Hisense yakni Best Technology, Best Services, dan Best Product.

Nama Hisense di beberapa kalangan diantara kita mungkin tak terlalu terlalu familiar di telinga penikmat smartphone tanah air. Padahal, kiprahnya sebenarnya telah ada dalam bentuk bundling smartphone operator “Smartfren” yang lini produknya dikenal lebih dulu dengan nama Andromax. Dengan memboyong tiga pilar kekuatan utama Hisense yakni Best Technology, Best Services, dan Best Product. Dengan sangat Ana banggakan, mereka berani bertarung dengan vendor ponsel lain.

Kini, Hisense mencoba untuk 'menyapih diri' dan memasarkan produk dengan brand sendiri dengan harapan diterima oleh masyarakat. Sebagaimana yang kita ketahui, dua produk awal yang meluncur di pasaran adalah Hisense Pureshot dan Hisense Pureshot+. Diantara keduanya, Ana akan membahas Hisense Pureshot+. Sebuah ponsel pintar perdana besutan pabrikan asal Tiongkok tersebut dengan mengusung merk mereka sendiri.

Pada dasarnya, dari sumber yang Ana baca. Pemakaian nama Pureshot untuk produk ini bukan tanpa alasan. Hisense menginginkan supaya konsumen bisa melihat kehandalan dari fitur kamera yang ada di produk perdana di bawah bendera Hisense yang dipasarkan di Indonesia ini. 

Kamera utama Pureshot+ menggunakan sensor milik Sony dengan aperture f/2.0. Ada beragam pilihan mode seperti HDR, Night, Night-Por, Baby Mode, Beauty dan Macro. Juga terdapat beragam efek seperti emboss, mono, neon, sketch, posterize, solarize, negative, sepia, dan aqua untuk memperkaya pilihan kreasi bagi pengguna.

Seperti yang pernah Ana lihat di ponsel milik kawan Ana yang telah memiliki Hisense Pureshot+, saat Ana melihat hasil foto di galeri hasilnya bias Ana simpulkan bahwa kamera Pureshot+ mampu menghasilkan foto-foto berkualitas. Baik untuk komposisi outdoor, indoor, macro, maupun landscape. Dengan menggunakan mode low light (night atau night-por), Pureshot+ pun dapat menghasilkan detil yang baik berkat dukungan dua lampu flash LED yang ia miliki. Lebih-lebih, kamera depannya juga dilengkapi lampu LED flash untuk hasil optimal.

Tren desain smartphone jaman sekarang ini, dimana mengacu pada konsep minimalis turut diadopsi oleh Pureshot+. Bisa Ana lihat dari sisi depan dan belakang tampil sama, rata dan minim aksen, termasuk letak kamera utama di bagian belakang yang tidak menonjol. Sebuah keuntungan tersendiri karena bezel kamera tidak akan terkikis saat di dalam kantong atau bergesekan dengan permukaan meja karena posisinya yang rata dengan bodi. Sudut membulat di keempat ujungnya menegaskan disain minimya.

Dengan ukuran penampang yang cukup lebar, Pureshot+ leluasa meletakkan 2 slot sim card, memori eksternal dan baterai di dalamnya. 

Berjalan dengan menggunakan sistem operasi Android 5.0.2 Lollipop, Pureshot + menghadirkan antarmuka milik mereka sendiri yang disebut dengan Vision UI. Yang menonjol dari Vision UI adalah semua shortcut aplikasi yang terinstal akan langsung ditampilkan di halaman homescreen, tanpa ada pilihan galeri aplikasi. Begitu yang Ana baca dari ulasan sebuah berita.

Teknologi 2.5D Corning Gorilla Glass 3 ditambahkan untuk memberi perlindungan pada layar. Lebar layar yang hampir menyentuh sisi kiri dan kanan sedikit menolong Pureshot+ untuk mereduksi dimensi (14 x 70 x 8,3 mm) dan juga beratnya (130 gram). Tak lupa, kinerja Hisense Pureshot+ diotaki chispet Qualcomm Snapdragon 415 yang memiliki CPU octa-core 64 bit berkecepatan 1.4 GHz dan ditopang oleh RAM sebesar 2GB. Ruang simpan berkapasitas 16GB disertakan guna mendukung dokumentasi dan penyimpanan aplikasi. Jika dirasa kurang, ada slot memori eksternal yang bisa dgunakan untuk ekspansi ruang simpan dengan menggunakan microSD hingga kapasitas 128GB.

Oiya, jangan khawatir. Jika slot SIM 1 diatur untuk berjalan di jaringan 4G LTE, maka slot SIM 2 akan mendukung hingga jaringan 2G GSM.

Saat Ana mencoba ambil video, dari ponsel milik teman Ana tersebut, sungguh kamera utamanya mampu merekam video hingga resolusi full HD 1080p, sementara kamera depan hanya HD 720p. Hasil rekaman video dapat disimpan dalam format MPEG4, H263 dan H264. Dengan tombol capture yang muncul saat merekam video, kita dapat terus merekam video sekaligus  memotret dalam waktu bersamaan.

Terakhir, mungkin ini hanyalah sebuah ulasan yang masih banyak kurangnya ketimbang ulasan orang lain di alamat url tertentu. Mengingat posel yang Ana pakai untuk percobaan hanyalah milik teman Ana, sehingga tak mungkin juga bisa berlama-lama.

Melihat kebutuhan manusia akan teknologi yang semakin meninggi, Ana rasa banyak tantangan yang harus dihadapi oleh Hisense untuk merangsek pasar smartphone Indonesia. Yang pertama, mereka harus berhadapan dengan kompetitor yang lebih dahulu menancapkan kuku di tanah air. Sebut saja merek-merek seperti Asus dengan Zenfone2 atau Samsung dengan Galaxy J5. Yang kedua, tantangan dari brand-brand Cina sendiri seperti Lenovo dengan A7000SE, Xiaomi dengan Mi4nya, Meizu M2 Note, dan Alcatel One Touch Flash2. Kesemuanya memiliki spesifikasi dan rentang harga yang berhimpitan, jika tidak bisa dibilang hampir sama dengan konfigurasi layar 5 inci atau lebih, kamera depan 5 megapiksel, dan belakang 13 megapiksel atau biasa orang pasar bilang “5513.”

Sebuah ungkapkan bijak oleh seorang President Director Hisense International Indonesia bernama Stephen Qu. Beliau mengatakan bahwa di awal tahun depan, Hisense akan mengenalkan produk baru yang didukung spesifikasi serta fitur kamera lebih tinggi dibanding PureShot dan PureShot+. Hebat!


Namun, yang perlu digaris bawahi adalah bahwa ketersediaan dan kontinuitas barang di pasar, tentu menjadi keharusan mengingat keputusan konsumen Indonesia untuk membeli smartphone biasanya berangkat dari nalar visual. Strategi menggandeng operator 4G merupakan langkah tepat bagi Hisense Pureshot+  untuk menaikkan pamor brand sekaligus menancapkan positioning sebagai smartphone 4G. Keputusan membundling Pureshot+ dengan Smartfren menawarkan gimmick menarik bagi konsumen Indonesia yang kini mulai teredukasi dengan fungsionalitas internet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar