Ya, tepat tanggal 9 bulan September 2015 Hisense akhirnya secara resmi
meluncurkan PureShot dan PureShot+ di
Indonesia. Berbekal
momentum 4G LTE yang kian santer digembar-gemborkan operator seluler tanah air.
Smartphone yang
digadang-gadang bakal menjadi suksesor PureShot dan PureShot+ ini akan tetap
menjagokan sisi kameraKeduanya dirancang sebagai smartphone premium dengan
keistimewaan pada kemampuan imaging (kamera), dan bisa berjalan di semua
jaringan LTE Operator. Smartphone
perdana Hisense yang ditawarkan secara Open Market ini memadukan kinerja,
desain, dan fungsionalitas serta memboyong tiga pilar kekuatan utama Hisense
yakni Best Technology, Best Services, dan Best Product.
Nama Hisense di beberapa kalangan diantara kita mungkin tak terlalu terlalu familiar di telinga
penikmat smartphone tanah air. Padahal, kiprahnya sebenarnya telah ada
dalam bentuk bundling smartphone operator “Smartfren” yang lini produknya dikenal lebih
dulu dengan nama Andromax. Dengan memboyong tiga pilar kekuatan
utama Hisense yakni Best Technology, Best Services, dan Best Product.
Dengan sangat Ana banggakan, mereka berani bertarung dengan vendor ponsel lain.
Kini,
Hisense mencoba untuk 'menyapih diri' dan memasarkan produk dengan brand
sendiri dengan harapan diterima oleh masyarakat. Sebagaimana yang
kita ketahui, dua produk awal
yang meluncur di pasaran adalah Hisense Pureshot dan Hisense Pureshot+. Diantara keduanya, Ana akan membahas Hisense Pureshot+. Sebuah ponsel
pintar perdana besutan pabrikan asal Tiongkok tersebut dengan mengusung merk mereka sendiri.
Pada dasarnya, dari sumber yang Ana baca. Pemakaian nama Pureshot untuk produk ini bukan tanpa alasan. Hisense menginginkan supaya konsumen bisa melihat kehandalan dari fitur kamera yang ada di produk perdana di bawah bendera Hisense yang dipasarkan di Indonesia ini.
Pada dasarnya, dari sumber yang Ana baca. Pemakaian nama Pureshot untuk produk ini bukan tanpa alasan. Hisense menginginkan supaya konsumen bisa melihat kehandalan dari fitur kamera yang ada di produk perdana di bawah bendera Hisense yang dipasarkan di Indonesia ini.
Kamera utama
Pureshot+ menggunakan sensor milik Sony dengan aperture f/2.0. Ada beragam
pilihan mode seperti HDR, Night, Night-Por, Baby Mode, Beauty dan Macro. Juga
terdapat beragam efek seperti emboss, mono, neon, sketch, posterize, solarize,
negative, sepia, dan aqua untuk memperkaya pilihan kreasi bagi pengguna.
Seperti yang pernah Ana lihat
di ponsel milik kawan Ana yang telah memiliki Hisense Pureshot+, saat Ana melihat hasil foto
di galeri hasilnya bias Ana simpulkan bahwa kamera Pureshot+ mampu menghasilkan foto-foto
berkualitas. Baik untuk
komposisi outdoor, indoor, macro, maupun landscape. Dengan menggunakan mode low
light (night atau night-por), Pureshot+ pun dapat menghasilkan detil yang baik
berkat dukungan dua lampu flash LED yang ia miliki.
Lebih-lebih, kamera
depannya juga dilengkapi lampu LED flash untuk hasil optimal.
Tren desain
smartphone jaman sekarang ini, dimana mengacu
pada konsep minimalis turut
diadopsi oleh Pureshot+. Bisa Ana lihat dari sisi depan dan belakang tampil sama,
rata dan minim aksen, termasuk letak kamera utama di bagian belakang yang tidak
menonjol. Sebuah keuntungan tersendiri karena bezel kamera tidak akan terkikis
saat di dalam kantong atau bergesekan dengan permukaan meja karena posisinya
yang rata dengan bodi. Sudut membulat di keempat ujungnya menegaskan disain
minimya.
Dengan
ukuran penampang yang cukup lebar, Pureshot+ leluasa meletakkan 2 slot sim
card, memori eksternal dan baterai di dalamnya.
Berjalan
dengan menggunakan sistem operasi Android 5.0.2 Lollipop, Pureshot +
menghadirkan antarmuka milik mereka sendiri yang disebut dengan Vision UI. Yang
menonjol dari Vision UI adalah semua shortcut aplikasi yang terinstal akan
langsung ditampilkan di halaman homescreen, tanpa ada pilihan galeri aplikasi. Begitu yang Ana baca dari ulasan sebuah berita.
Teknologi
2.5D Corning Gorilla Glass 3 ditambahkan untuk memberi perlindungan pada layar.
Lebar layar yang hampir menyentuh sisi kiri dan kanan sedikit menolong
Pureshot+ untuk mereduksi dimensi (14 x 70 x 8,3 mm) dan juga beratnya (130
gram). Tak lupa, kinerja Hisense Pureshot+ diotaki chispet Qualcomm
Snapdragon 415 yang memiliki CPU octa-core 64 bit berkecepatan 1.4 GHz dan
ditopang oleh RAM sebesar 2GB. Ruang simpan berkapasitas 16GB disertakan guna
mendukung dokumentasi dan penyimpanan aplikasi. Jika dirasa kurang, ada slot
memori eksternal yang bisa dgunakan untuk ekspansi ruang simpan dengan
menggunakan microSD hingga kapasitas 128GB.
Oiya, jangan khawatir. Jika slot SIM 1 diatur untuk
berjalan di jaringan 4G LTE, maka slot SIM 2 akan mendukung hingga jaringan 2G
GSM.
Saat Ana mencoba ambil video,
dari ponsel milik teman Ana tersebut, sungguh kamera utamanya mampu merekam video hingga resolusi
full HD 1080p, sementara kamera depan hanya HD 720p. Hasil rekaman video dapat
disimpan dalam format MPEG4, H263 dan H264. Dengan tombol capture yang muncul
saat merekam video, kita dapat terus merekam video sekaligus memotret
dalam waktu bersamaan.
Terakhir, mungkin ini hanyalah
sebuah ulasan yang masih banyak kurangnya ketimbang ulasan orang lain di alamat
url tertentu. Mengingat posel yang Ana pakai untuk percobaan hanyalah milik
teman Ana, sehingga tak mungkin juga bisa berlama-lama.
Melihat kebutuhan manusia akan
teknologi yang semakin meninggi, Ana rasa banyak tantangan yang harus dihadapi oleh Hisense untuk
merangsek pasar smartphone Indonesia. Yang pertama, mereka harus berhadapan
dengan kompetitor yang lebih dahulu menancapkan kuku di tanah air. Sebut saja
merek-merek seperti Asus dengan Zenfone2 atau Samsung dengan Galaxy J5. Yang kedua, tantangan dari brand-brand
Cina sendiri seperti Lenovo dengan A7000SE,
Xiaomi dengan Mi4nya, Meizu M2 Note, dan Alcatel One Touch Flash2. Kesemuanya
memiliki spesifikasi dan rentang harga yang berhimpitan, jika tidak bisa
dibilang hampir sama dengan konfigurasi layar 5 inci atau lebih, kamera depan 5
megapiksel, dan belakang 13 megapiksel atau biasa orang pasar bilang
“5513.”
Sebuah ungkapkan
bijak oleh seorang
President Director
Hisense International Indonesia bernama Stephen Qu.
Beliau mengatakan bahwa di awal
tahun depan, Hisense akan
mengenalkan produk baru yang didukung spesifikasi serta fitur kamera lebih
tinggi dibanding PureShot dan PureShot+. Hebat!
Namun, yang perlu digaris
bawahi adalah bahwa ketersediaan
dan kontinuitas barang di pasar, tentu menjadi keharusan mengingat keputusan
konsumen Indonesia untuk membeli smartphone biasanya berangkat dari nalar
visual. Strategi menggandeng operator 4G merupakan langkah tepat bagi Hisense
Pureshot+ untuk menaikkan pamor brand sekaligus menancapkan positioning
sebagai smartphone 4G. Keputusan membundling Pureshot+ dengan Smartfren menawarkan gimmick menarik bagi
konsumen Indonesia yang kini mulai teredukasi dengan fungsionalitas internet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar