Jumat, 05 Juli 2024

ESAI: SEBERAPA PENTING PROFIL LULUSAN BAGI LEMBAGA PENDIDIKAN?

 


Esai ditulis oleh:
Moch. Fadhlurrohman Nafis
(Mahasiswa Semester IV, Prodi MPI - STAI Luqman Al-Hakim Surabaya)

Salah satu tujuan dari penyelenggaraan pendidikan adalah terciptanya lulusan yang berkualitas dari setiap jenjang satuan pendidikan. Banyak sekali lembaga pendidikan yang bermunculan hingga kini yang saling bersaing dan mengunggulkan kualitas lulusannya. Sehingga lembaga pendidikan dituntut untuk terus berusaha meningkatkan kualitas lulusannya. Hal tersebut memang tidak bisa dipungkiri karena mutu lulusan sebagian besar akan berpengaruh pada keberlangsungan pendidikan.

Indikator Profil Lulusan Pada Lembaga Pendidikan yang Menggambarkan Bahwa Proses Pendidikan Dikatakan Berhasil

Sebelum membahas indikator profil lulusan pada lembaga pendidikan yang menggambarkan bahwa proses pendidikan dikatakan berhasil, perlu kita ketahui terlebih dahulu apa itu profil lulusan.

Profil lulusan lembaga pendidikan adalah suatu gambaran atau pandangan tentang lembaga pendidikan tersebut. Lulusan adalah yang sudah lulus atau tamatan dari suatu lembaga pendidikan. Maka dapat di katakan bahwa profil lulusan adalah peran yang dapat dilakukan oleh lulusan di bidang keahlian atau bidang kerja tertentu setelah menyelesaikaan program studi.

Sebagai contoh, lulusan program studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) adalah Sarjana Pendidikan (S.Pd.) yang berkompeten menjadi pengelola lembaga pendidikan Islam profesional. Yang dimaksud dengan profil lulusan disini adalah “peran” yang diharapkan bisa dilakukan nantinya oleh lulusan di dunia kehidupan. Peran ini bisa menunjuk kepada suatu profesi (kepala sekolah, guru, dll) atau jenis pekerjaan yang khusus (manajer perusahaan, praktisi hukum, akademisi, dll) atau bentuk kerja yang bisa digunakan dalam beberapa bidang yang lebih umum (komunikator, kreator, leader) yang dicanangkan oleh program studi yang bersangkutan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa salah satu indikator profil lulusan pada lembaga pendidikan Islam dengan program studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) yang menggambarkan bahwa proses pendidikan dikatakan berhasil jika bisa mengantarkan lulusannya berperan menjadi pengelola lembaga pendidikan Islam profesional, seperti manajer sekolah Islam atau konsultan pendidikan Islam. Lulusannya dibekali pengetahuan mendidik, sehingga mampu menjadi guru yang tidak hanya mentransformasi ilmu, tapi juga nilai, akhlak dan adab kepada peserta didiknya.

Tahapan yang Dilaksanakan untuk Mencapai Indikator

Untuk mendapatkan indikator profil lulusan pada lembaga pendidikan, bisa melalui beberapa cara. Seperti kuesioner, dokumen lembaga pendidikan, dan observasi lapangan. Setelah mendapatkan data tersebut, barulah kemudian dianalisa profil lembaga pendidikan tersebut, dilihat dari beberapa aspek seperti; input lembaga pendidikan dan proses penyelenggaraan pendidikan.

Kualifikasi SDM (Tenaga Pendidik) yang Melaksanakan Proses Pendidikan

Dalam beberapa sumber bacaan terpercaya disebutkan, salah satunya terdapat di Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanl, bab XI pasal 42 dinyatakan bahwa :

  1. Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan unutk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
  2. Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi terakreditasi.

Proses kualifikasi SDM diawali dengan memahami visi, misi, tujuan, strategi dan struktur dari lembaga pendidikan terlebih dahulu.

Jika ditanya berapa, maka perlu mengkaji terlebih dahulu keadaan SDM yang ada baik secara kuantitas maupun kualitas. Kemudian menghitung kebutuhan SDM yang ingin dicapai yang sesuai dengan rencana strategi lembaga pendidikan. Selanjutnya baru merumuskan berapa besar jumlah SDM yang akan direkrut.

Faktor yang Paling Menentukan Keberhasilan Proses Pendidikan Pada Sekolah untuk Mencapai Tujuan/Profil Lulusan yang Dikehendaki

Bagi saya, faktor yang paling menentukan keberhasilan proses pendidikan pada lembaga pendidikan yang saya ampu untuk mencapai tujuan/profil lulusan yaitu unsur di dalam lembaga pendidikan itu sendiri. Jika berbentuk sekolah, maka ada kepala sekolah, Guru dan Siswa.

  1. Kepemimpinan kepala sekolah menjadi faktor pertama penentu keberhasilan pengelolaan sekolah. Sebagai pemimpin formal, kepala sekolah bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya menggerakkan para guru dan karyawan sekolah ke arah pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, kepala sekolah mempunyai tugas melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, baik fungsi yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan (pendidik, manajer, administrator, pemimpin) maupun penciptaan iklim sekolah yang kondusif bagi terlaksananya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
  2. Faktor kedua penentu keberhasilan pengelolaan sekolah adalah guru. Hal tersebut bisa dilihat dari berhasilnya guru pada semua aspek penilaian yang meliputi guru dalam melaksanakan tugas, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.
  3. Dalam lingkup pendidikan, siswa tidak bisa dilupakan. Siswa juga bisa menjadi penentu keberhasilan pengelolaan sekolah. Siswa merupakan titik fokus yang strategis karena kepadanyalah bahan ajar melalui sebuah proses pengajaran diberikan. Berhasilnya dapat dinilai dari semua aspek yang dilakukan terhadap siswa, meliputi terlaksananya hak siswa, terlaksananya kewajiban siswa, terlaksananya penerimaan siswa baru, terlaksananya ketata usahaaan siswa, pencatatan bimbingan dan penyuluhan siswa, pencatatan hasil belajar dan terkelolanya mutasi siswa.

Prakiraan Biaya yang Dikeluarkan Lembaga Pendidikan di Tahun Pertama

Mengira-ngira biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan di tahun pertama pasti sangat sulit, karena belum punya lembaga pendidikan yang real. Kalaupun ada atau sudah punya juga perlu menghitung perkiraan jumlah keuangan yang dibutuhkan. Dengan begitu, lembaga pendidikan akan memiliki tujuan keuangan yang jelas untuk membiayai pendidikan selama satu tahun pelajaran.

Sebagai contoh, saya asumsikan di tahun pertama mempunyai 5 siswa, dengan pembelanjaan kebutuhan dari kisaran harga minimum.

  1. Biaya masuk (uang pangkal) : Rp 5.000.000 x 5 siswa = Rp 25.000.00
  2. SPP sekolah : Rp 500.000 x 12 bulan (per tahun) = Rp 6.000.000 x 5 siswa = Rp 30.000.000
  3. Biaya seragam sekolah : Rp 1.000.000 x 5 = Rp 5.000.000
  4. Buku dan alat tulis : Rp 1.000.000 x 5 = Rp 5.000.000
  5. Ekstrakurikuler : Rp 500.000 x 5 = Rp 2.500.000

Total pemasukan Lembaga Pendidikan di tahun pertama sejumlah : Rp 67.500.000. Biaya pemasukan tersebut akan digunakan dengan rincian sebagai berikut :

  1. Rp 25.000.000 : Pembelian dan Pemeliharaan Sarana Prasarana Sekola
  2. Rp 40.000.000 : Kesejahteraan Guru dan Tenaga Kependidikan
  3. Rp 10.000.000 : Tabungan Untuk Kebutuhan Kegiatan Siswa atau Outdoor

Perkiraan total biaya kebutuhan lembaga pendidikan di satu tahun pertama untuk saat ini sekitar Rp 75.000.000. Tentu kebutuhan lembaga pendidikan tersebut tiap tahunnya akan terus meningkat. Sekali lagi, biaya tersebut hanya asumsi dan ilustrasi saja dan belum termasuk biaya kebutuhan pendidikan lain-lain hingga lulus dari lembaga pendidikan tersebut.

PENUTUPAN

Uraian profil lulusan di atas yang meliputi Indikator Profil Lulusan, Tahapan Pencapaian Indikator, Kualifikasi Sumber Daya Manusia (Tenaga Pendidik) yang Melaksanakan Proses Pendidikan, Faktor-Faktor yang Paling Menentukan Keberhasilan Proses Pendidikan, dan Estimasi Biaya yang Dikeluarkan Instansi Pendidikan Pada Tahun Pertama dapat disimpulkan sebagai berikut :
  1. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di era globalisasi adalah melalui penerapan pengelolaan profil lulusan yang baik. Tanpa pengelolaan profil lulusan yang baik, besar kemungkinan segala upaya peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan tidak akan membuahkan hasil yang optimal.
  2. Baik atau buruknya suatu lembaga pendidikan tergantung pada pengelolaan sumber daya manusia yang ada di dalamnya dan pengelolaannya akan bernilai baik jika dikelola oleh orang-orang yang profesional. Untuk menjadi seorang manajer yang profesional tidak cukup hanya mempunyai niat saja, namun harus berusaha, yaitu dengan menjadikan manajemen sebagai landasan pendidikan.
  3. Kegiatan manajemen pada suatu lembaga pendidikan bertujuan untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar yang relevan, efektif dan efisien yang dapat terjadi apabila sarana prasarana memadai.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung. Bumi Aksara.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2006 tentang Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Rahayu, Teguh Imam. “Perencanaan Sumber Daya Manusia (manpower Planning) dalam Organisasi Publik.” Jurnal Gema Eksos, Vol. 5, No. 1 (2009)
Sudjana, Nana. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo
UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Pendidik dan Dosen.
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar