Jumat, 19 Juni 2015

Kebaikan yang Terlupakan

Ketika ana dalam perjalanan ke suatu tempat menaiki kereta, ana masih melihat ada beberapa orang ibu-ibu yang masih berdiri karena bangku kereta telah penuh. Ana, dalam posisi berdiri itu memperhatikan di sekitar ibu-ibu itu berdiri. Ternyata ana masih melihat ada beberapa orang laki-laki yang sedang nyaman duduk di bangku kereta. Lantas, ana berpikir, apa tidak ada rasa kasihan membiarkan seorang ibu-ibu berdiri ? Bukankah seorang laki-laki lebih kuat berdiri ketimbang seorang perempuan ?

Kejadian ini membuat ana sadar, bahwa banyak sekali point kebaikan yang berserakan di kehidupan kita. Hanya saja, untuk mengambil kesempatan itu tak jarang kita enggan. Seandainya kebaikan itu kita ambil, kita peka, dan kita lakukan, tentu kita akan mendapat pahala dari Allah, bukan ? Selain itu, keretapun akan tetap berjalan sampai ke tujuan yang hendak kita tuju. Jadi, tak akan ada penyesalan ketika kita berdiri kereta tidak akan sampai ke tujuan.

Dalam hidup, bisa jadi kita tak berniat melakukan suatu kebaikan, namun, di dalam perjalanan atau dimanapun, kesempatan melakukan kebaikan itu sangat terlihat, jelas dan terang. Kesempatan berbuat baik bisa jadi tak kita niatkan, namun begitu saja mengetuk pintu hati kita untuk melakukannya. Misalnya ada orang tua yang kesulitan menyebrang jalan, ada orang yang berjualan lalu kita beli untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, membuang duri dan paku di jalanan, ada tetangga kita yang sangat membutuhkan sesuap nasi dan semua kejadian tak terduga yang kadang kala mengetuk pintu hati kita untuk memberikan pilihan, tinggal kitanya mau menolong atau tidak ?

Kau tahu? Kebaikan adalah suatu perbuatan yang hati dan iman kita menyukainya. Lalu, karenanya taqwa kita bertambah kepada Allah. Bukan sebaliknya, kadang ada pula yang hatinya senang melakukan sesuatu, namun tidak menambah iman dan taqwanya kepada Allah. Itulah bedanya. Dua kesempatan yang sama namun berbeda penyelesaian. Nah pertanyaannya, setiap kali kita melakukan sesuatu apa iman dan taqwa kita bertambah kepada Allah ?

Ketahuilah ? Mungkin saat kita melihat suatu peluang untuk melakukan kebaikan, bisa jadi, Allah ingin memberi tahu bahwa kita berpotensi melakukan kebaikan meski tak diniatkan. Bisa jadi, kebaikan yang kita lakukan saat itu adalah kebaikan yang besar di hadapan Allah. Bisa jadi, kebaikan yang kita lakukan adalah kebaikan yang tak terencana dan tidak akan datang di lain waktu.

Teringat dalam Firman Allah yang telah membuat ana terenyuh, “Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya, (Q.S. Al- Mu’minuun : 61). Maka benar, bahwa kebaikan itu terlalu banyak di hadapan kita, namun banyak pula yang terlewat. Betapa banyak kesempatan yang kita miliki, namun kita tinggalkan. Betapa banyak ribuan pahala yang tersebar, namun kita lupa untuk mengambilnya. Menjadikan peran kita untuk bersegara meraihnya.

Oleh sebab itu, mari sama-sama kita belajar peka di dalam hidup ini, peka untuk selalu berbuat kebaikan, melihat hidup ini dengan kecamata hati yang paling dalam, tak menyia-yiakan kesempatan dan terus berusaha meraih kebaikan dalam setiap detik, menit bahkan dalam langkah-langkah hidup kita. Semoga, kita dijadikan oleh Allah hamba yang berhak mendapatkan ampunan dan maghfirah dari Allah. Semoga, amal-amal kecil nan belum sempurna dalam ikhlas ini menjadi pembelajaran untuk terus berusaha ikhlas, sabar dan istiqomah meraihnya. Semoga, Allah menjadikan kebaikan kita yang amat kecil ini menjadi amal yang akan menemani kita di akhirat kelak, yang akan membela kita di pengadilan-Nya, yang akan menjadi teman setia di dalam qubur kita. Aamiin.

Maka, janganlah kita melupakan kebaikan sekecil apapun, baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan. Karena bisa jadi, kebaikan kecil tersebut yang akan memenangkan kita di pengadilan-Nya.

 

Wallahu a'lam bis-Showab.

 

Markaz Qur'an Utrujah, 19 Juni 2016 | 2 Ramadhan 1436 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar