Selasa, 06 September 2016

Bunda, Inilah Nutrisi Buah Hati Kita yaa

Bunda, Inilah Nutrisi Buah Hati Kita

Tujuh tahun sudah hafal al Qur'an, kok bisa ya?. Umur sembilan tahun seorang ayah khawatir & bingung anaknya belum hafal al Qur'an, kenapa?. Pertanyaan pertama muncul saat membaca biografi Imam Syafi'i Rahimahullah. Juga pertanyaan kedua berkaitan dengan kebingungan ayah Muhammad al Fatih sang penakluk Kostantinopel (sekarang Istanbul Turki) saat anaknya belum juga hafal al Qur'an, apakah anaknya tergolong cerdas apa tidak.

Mungkin saat ini hal itu sangat luar biasa & aneh, seorang anak umur tujuh tahun sudah hafal al Qur'an. Akan tetapi kalau kita buka lembaran-lembaran sejarah peradaban kita, niscaya kita akan temukan betapa dahsyat & luar biasanya pendidikan Islam. Sampai-sampai barat membuat perkumpulan khusus mengkaji bagaimana bisa Islam menguasai dunia & peradabannya sangat kuat sekian ratus tahun sampai ke benua eropa & anak-anak Islam luar biasa cerdasnya.

Mari sejenak kita baca satu kitab saja yang dikarang oleh imam Ibnu al Jauzi (597 H) yaitu al Hatstsu 'ala Hifdzi al 'Ilmi, beliau menjelaskan dalam kitabnya bahwa usia anak masuk sekolah (SD pada waktu itu namanya adalah Kuttab) adalah lima tahun. Yang dipelajari pertama kali adalah al Qur'an & pada umur tujuh tahun sudah menyelesaikan hafalan al Qur'annya.

Maka jelaslah sudah sekarang bagi kita, bagaimana imam Syafi'i bisa hafal al Qur'an pada umur tujuh tahun & dengan kebingungan ayahnya Muhammad al Fatih. Tepat sekali karena kurikulum pendidikan Islam dimulai dengan menghafal al Qur'an selama tiga tahun, dari umur lima sampai tujuh tahun.

Lalu bagaimana hafalan al Qur'an bisa membuat cerdas anak?. Maka, sebelum kita menyelaminya, mari kita melihat kenyataan yang ada yaitu anak-anak barat yang berumur tiga tahun sudah menguasai 16000 kata. Sedangkan al Qur'an menurut imam Ibnu Katsir mempunyai 77439 kata, ini artinya kalau saja anak-anak Islam dididik sebagaimana generasi awal umat ini dididik maka anak yang berumur tujuh tahun sudah menguasai 77439 kata (ini minimal, karena setelah al qur'an dihafal pelajaran selanjutnya adalah menghafal alfiyah ibnu Malik yang jumlah baitnya ada 1000, semuanya tentang kaidah bahasa arab yang baik). [Silahkan bisa baca al Islam ats Tsauriy karya Gason dalam bahasa arab].

Inilah yang ditakutkan oleh barat yaitu kecerdasan anak-anak Islam diatas jauh dari kecerdasan anak-anak barat.

Jelaslah sudah kenapa ayat yang berbunyi :

(( لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ))

"Agar kalian mengerti", jatuh setelah ayat yang berbunyi :

((إِنَّا أَنزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا))

"Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur'an yang berbahasa arab" (QS. Yusuf : 2).

Kata Akal (تعقلون) setelah kata Bahasa Arab (عربيا).

Maka tidak heran kalau Umar bin Khattab pernah menyampaikan :
((تَعَلَّمُوا الْعَرَبِيَّةَ فَإِنَّهَا تُثْبِتُ الْعَقْلَ وَتَزِيْدُ فِي الْمُرُوْءَةِ))
"Belajarlah bahasa Arab karena ia menguatkan akal & menambah kehormatan".

Masya Allah, Bunda jangan pernah bosan mengajari buah hati kita al Qur'an, syukur-syukur sampai menghafalkannya, karena itu nutrisi buah hati kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar