Matahari mulai turun ke tempat persembunyiannya. Semburat awan oranye pun sudah tampak di pinggiran matahari. Sampai detik ini aku masih menunggu teman-teman ikhwah LDK. Aku tatap langit yang menyala-nyala berwarna merah api. Angin yang tadinya setia menjadi perantara panasnya matahari mengelus-elus pipi serta leherku yang terbuka dan menjadi dingin seketika.
Sisa-sisa kelelahanku mencari ilmu di kampus biru LIPIA tak mengurungkan niatku untuk mengikuti acara Lembaga Dakwah Kampus Al Fatih LIPIA yang di situ juga aku bertindak sebagai panitia. Acara tahunan yang selalu diadakan oleh bagian kajian LDK Al Fatih LIPIA teruntuk mahasiswa LIPIA khususnya. Dan bahkan bisa dibilang akan selalu ditunggu-tunggu oleh para penikmat da'wah dengan pembicara yang selalu "wah" bagi kalangan mahasiswa LIPIA.
Jam butut digital yang terlingkar di pergelangan tangan kiriku menunjukkan pukul 17.30. Tepat sekali beberapa menit kemudian adzan berkumandang saling bersahut-sahutan dari berbagai penjuru masjid maupun musholla. Berbondong orang memenuhi panggilan suci itu, tak ketinggalan aku pun segera berwudhu dan menuju tempat shaf shalat.
Seiring waktu berlalu, beberapa panitia kajian mulai berdatangan usai shalat maghrib. Aku yang saat itu berpapasan dengan ketua pelaksana akh Zaky Mubarok langsung bersalaman merajut ukhuwah yang minggu lalu belum sempat tersampaikan. Menyusul kemudian Akh Uswah dan Akh Hamdan yang juga panitia kajian dari ikhwan.
Di sela obrolan kami, mulai berdatangan pula para mustami' yang kulihat dari kejauhan. Ya, tepat dua hari sebelumnya kami dari bagian kajian LDK Al Fatih menyebar brosur kegiatan ini dengan tema "Semangat Menuntut Ilmu dan Kunci Sukses Belajar di LIPIA". Dengan pembicara Ustadz Dr KH Muslih Abdul Karim MA jam 19.30 di aula masjid Al Ikhlas Jatipadang, JakSel. Melihat mustami' yang mulai berdatangan, membuat kami harus siap dengan tugas masing-masing panitia yang sempat dibagi di grup sosial media kami. Satu per satu dari kami mulai beranjak dari tempat duduk kami dan melaksanakan amanahnya masing-masing. Aku yang kebagian amanah dibagian perlengkapan menyiapkan aound system beserta tempat yang diizinkan dari pihak masjid. Beberapa jam kemudian, adzan isya' berkumandang.
Usai shalat isya', kami menuju aula masjid dan terlihat dari kejauhan panitia akhwat sudah mulai bersih-bersih terlebih dahulu tempat yang nantinya dipakai untuk acara. Selagi menunggu, kami menyambut kedatangan ketua bagian kajian kami Ustad Syukron dan ketua LDK Al Fatih Ustadz Wildan Sulthani. Jam hampir menunjukkan setengah delapan. Ruangan aula telah terbuka, sebagian dari kami ada yang mengurusi konsumsi, daftar ulang dan tak ketinggalan menata kembali ruangan aula yang sebelumnya telah dibersihkan oleh panitia akhwat.
Antrian dari para mustami' di tempat daftar ulang, membuatku bergeming. Seakan tak percaya, bahwa acara ini ternyata peminatnya juga ada yang dari takmily. Bahkan ayari'ah. Padahal target dan perkiraan panitia kami sebelumnya adalah mahasiswa-mahasiswa baru LIPIA. Masya Allah.
Alhamdulillah, dengan izin Allah SWT akhirnya pembicara telah ada di tengah-tengah kami semua. Sekitar jam setengah delapan lebih lima belas menit, Akh Irfan selaku MC terpilih memulai acara. Diawali dengan pembacaan ayat suci al Qur'an oleh Ustadz Ade Irawan, berharap mendapat ridho dari Allah SWT serta kelancaran sampai akhir acara. Dilanjutkan dengan sambutan. Baik dari ketua acara maupun ketua LDK Al Fatih LIPIA.
Memasuki ke acara inti dan yang ditunggu-tunggu oleh mustami' dari awal acara. Yakni taujih yang tentunya dibawakan tidak lain dan tidak bukan oleh Ustadz KH Dr Muslih Abdul Karim MA. Saat itu juga riuh suara menyambut beliau berhenti menjadi senyap dan siap mendengarkan apa yang akan beliau sampaikan.
Ustadz KH Dr Muslih Abdul Karim MA. Ya, salah satu dosen tafsir di LIPIA yang namanya sudah familiar di telinga mahasiswa LIPIA. Beliau mengawali materinya dengan kisah saat-saat awal beliau menuntut ilmu. "Tahun 1982, saya daftar LPBA. Apa itu LPBA ?? Lembaga Pendidilan Bahasa Arab yang saat itu setara dengan LIPIA saat ini" lanjut dosen Magister UIN Syarif Hidayatullah ini. "Ketika saya daftar formulirnya habis".
Singkat cerita, atas kehendak Allah SWT kemudian beliau diberi formulir pendaftaran yang tadinya habis oleh seorang OB yang bekerja di lembaga tersebut yang menemukan formulir itu ketika sedang bersih-bersih. "Formulir itu dikasih ke saya" ujar pengasuh PonPes Baitul Qur'an Indonesia. Diisilah formulir. Beliau juga pernah menempuh ilmu di LIPIA "karena saking nakalnya, saya di lempar ke Riyadh," canda dosen umur beliau. Kamipun semua riuh tertawa mendengar canda beliau yang mengalir begitu saja.
Selaras dengan Firman Allah SWT yang berbunyi : "Dzaalika Fadhlullahi Yu'tihi Man Yasyaa' ," beliau daftar di sana dan mengerjakan ujian dalam 4 tahap untuk menyesuaikan semester apa nanti. Dengan izin Allah SWT, beliau malah langsung diterima di fakultas ushuluddin. "Dan Alhamdulillah delapan semester imtiyaz," ujar beliau dengan tawadhu'. Kami yang mendengar hanya bisa geleng-geleng kepala.
Beliau juga memberi pesan bagi mahasiswa yang di LIPIA, 5T. Tahsin, Tahfidz, Tafsir, Tathbiq dan Tabligh. Akhir materi beliau menambahkan untuk selalu mengamalkan apa yang Allah SWT Firmankan dalam QS.Al Anfal ayat 45 sampai 47.
Diakhir acara, selaku ketua bagian kajian LDK Al Fatih LIPIA Ustadz Syukron memberikan bingkisan bagi beliau sebagai rasa terima kasih atas kedatangan dan materi yang beliau sampaikan. Dan Alhamdulillah, acara berlangsung khidmat sampai akhir acara tanpa halangan yang berarti. Dengan Doa Kaffaratul Majlis, acara selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar