Sakit bisa diderita oleh siapa saja, termasuk wanita yang sedang hamil. Bahkan risiko ibu hamil untuk sakit terbilang cukup tinggi jika tidak cermat menjaga asupan makanan dan gaya hidup sehat.
Tak sedikit ditemukan kasus ibu hamil (bumil) yang menderita diare. Penyebab diare pada bumil beragam, salah satunya karena pola makan sembarangan. Ngidam dan rasa mual membuat ibu menginginkan berbagai jenis makanan, termasuk makanan yang terlalu pedas, terlalu asam, bahkan makan yang kurang higienis.
Selain itu, pola makan yang kurang teratur akibat mual dan muntah juga menjadi penyebab. Makan yang tidak teratur membuat lambung kosong, mudah teriritasi, dan menyebabkan asam lambung naik dan terjadi muntah dan diare. Mungkin tidak begitu menjadi masalah jika diare yang ibu derita termasuk ke dalam kategori ringan, namun bagaimana jika diare berlangsung lama (lebih dari 3 hari)? Jika hal ini terjadi, ibu perlu waspada. Diare yang disertai dengan demam, dehidrasi, ada lendir bahkan darah pada feses, serta muntah-muntah, menandakan adanya masalah yang lebih serius, misalnya infeksi bakteri berbahaya, maka segeralah konsultasikan pada dokter.
Penyakit bawaan makanan (foodborne illness) atau lebih dikenal dengan keracunan pangan terjadi pada orang yang mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung bakteri penyebab sakit. Gejala penyakit ini beragam, di antaranya muntah, sakit perut, diare, demam, sakit kepala atau nyeri badan. Menurut Food and Drug Administration (FDA), anak kecil, wanita hamil, orang lanjut usia, dan orang dengan sistem imun rendah sangat berisiko terkena penyakit ini.
Bumil dan janin memiliki risiko tinggi terkena keracunan pangan. Selama hamil, sistem imun ibu berubah. Perubahan sistem imun membuat tubuh ibu lebih sulit melawan bakteri penyebab sakit yang berasal dari makanan. Begitu juga sistem imun janin yang belum sempurna, tidak mampu melawan bakteri. Bagi bumil dan janin, menderita foodborne illness merupakan masalah kesehatan serius, bahkan bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan serius.
Listeria monocytogenes
Hanya bakteri ini yang mampu hidup pada suhu refrigerator. Penyakit yang disebabkan bakteri ini dinamakan listeriosis.
Bagaimana agar tidak terjangkit:
• Hindari mengonsumsi keju lunak seperti Feta, Brie, Camembert, Blue-Veined Cheese, kecuali jika keju-keju tersebut terbuat dari susu yang telah dipasteurisasi, cek label!
• Hindari mengonsumsi produk olahan seperti ikan (salmon tuna, mackerel) atau seafood tanpa dipanaskan kembali.
• Hindari mengonsumsi susu segar atau makanan yang tidak dipasteurisasi atau yang mengandung susu yang tidak dipasteurisasi. Masak daging hingga matang.
Metil merkuri
Metil merkuri adalah sejenis logam yang ditemukan dalam daging ikan. Jika terkonsumsi oleh bumil, metil merkuri dalam kadar tinggi dapat membahayakan perkembangan sistem syaraf janin.
Bagaimana agar tidak terjangkit:
• Hindari mengonsumsi ikan laut, seperti hiu, king mackerel dan ikan pedang (swordfish). Ikan jenis ini mengandung metil merkuri tinggi. Bumil sangat disarankan untuk mengonsumsi ikan dan seafood sebanyak 340 gram sehari yang dibagi menjadi dua kali waktu makan. Konsumsilah jenis ikan dan seafood yang beragam, seperti udang, tuna kaleng, salmon, ikan Pollock, dan lele.
Toxoplasma gondii
Merupakan parasit yang membahayakan. Menyebabkan sakit yang disebut toksoplasma dan sangat sulit dideteksi. Toksoplasma banyak ditemukan pada daging mentah atau daging setengah matang, buah dan sayur yang tidak dicuci, air yang terkontaminasi, tanah, tempat makan dan minum kucing peliharaan yang kotor, dan lingkungan yang terdapat kotoran kucing.
Supaya tidak terjangkit:
• Cuci dan bersihkan tempat makan dan minum kucing/hewan peliharaan. Setelah itu cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air hangat.
• Gunakan sarung tangan ketika berkebun.
• Jangan pelihara kucing /anjing baru ketika hamil.
• Masak daging hingga matang.
@Fimadani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar