Hubungan mukmin dengan Allah merupakan
hubungan ubudiyah (pengabdian). Hubungan
ini didasari kepada tiga unsur iaitu cinta, perniagaan dan amal atau
jihad. Dengan transaksi ketiga unsur
diatas, setiap mukmin wajib menjalani hidupnya sebagai pejuang Islam dengan
senantiasa mempersiapkan watak seorang mujahid.
Dengan syahadatain yang diyakininya, kita mesti mengamalkan syahadat di
dalam kehidupan kita seharian seperti bertaubat, mengabdikan diri kepada Allah,
memuji Allah, melaksanakan siyahah, senantiasa ruku dan sujud, menyuruh kepada
makruf dan memelihara hukum Allah.
1. Cinta.
Sarahan :
Cinta iaitu suatu ikatan hati untuk
mencintai apa sahaja yang dicintai Allah dan apa-apa yang ditentukan Allah
baginya. Ikatan ini membuat pribadi
mukmin dengan kecintaan dan keredaan Allah.
Dalil :
·
Q.2:165,
hubungan cinta mukmin dengan Allah, teramat sangat kecintaannya terhadap Allah.
·
Q.8:2,
diantara tanda cinta senang membaca Kitabullah dan bergetar hatinya tatkala
nama Allah disebut.
·
Q.39:25,
cenderung terhadap Kitabullah.
2. Perniagaan.
Sarahan :
Pada hakikatnya semua manusia miskin dan
faqir, tidak memiliki sesuatupun termasuk dirinya sendiri. Semua yang ada hanyalah milik Allah. Tetapi dalam perjanjian ini Allah menawarkan
kepada mukmin untuk menjual apa-apa yang bukan miliknya itu kepada Allah. Perjanjian ini merupakan perniagaan dengan
keuntungan di pihak mukmin yang sangat besar.
Dalil :
·
Q.61:10,
penawaran Allah untuk berjual beli dengan Nya dengan keuntungan bebas dari
neraka.
·
Q.9:111,
pernyataan Allah bahawa Allah telah membeli mukminin.
·
Q.35:29,
jual beli ini tidak akan merugikan.
·
Hadits,
pernyataan sahabat Nabi tentang baiah mereka dengan Rasulullah, “Kami berbaiah
dengan Rasulullah untuk mendengar dan taat samada dalam keadaan lapang maupun
sempit, dalam kondisi malas maupun giat, dalam hal yang menyenangkan dan pada
keadaan merasa dirugikan.
2.1. Mukmin Sebagai Penjual.
Sarahan :
·
Mukmin
sebagai penjual, yang dijualnya adalah harta (amwal) yang dimilikinya, iaitu
semua simbol yang melekat pada dirinya dan yang dianggap sebagai miliknya. Seperti harta, kekayaan, kedudukan, kerjanya,
jawatan, pengaruh dan sebagainya.
·
Jiwa
(nafs), meliputi nyawanya, tenaganya, waktu dan kesempatannya, perasaannya dan
lain-lain.
Dalil :
·
Q.9:111,
mukmin sebagai penjual dengan menjual harta dan nyawa. Lihat pula
61:11 dengan kewajiban beriman kepada Allah dan Rasul.
·
Q.2:265,
yang dijual berupa harta. 3:195, yang
dijual berupa nyawa dan tenaga.
·
Q.2:207,
yang dituju dengan penjualan ini adalah keredhaan Allah sebagai harta
tertinggi.
2.2. Allah SWT Sebagai Pembeli.
Sarahan :
·
Dalam
hal ini Allah sebagai pembeli tunggal yang akan memberikan dua keuntungan yang
sangat besar bagi penjual tersebut, iaitu surga dengan segala kenikmatannya,
sebagai pengganti harta yang diberikan mukmin.
·
Redha
Allah yang jauh lebih nikmat dari surga sebagai pengganti dari jiwa yang
diberikan mukmin.
Dalil :
·
Q.9:111,
Allah sebagai pembeli dengan memberikan surga dan keredhaan Allah.
·
Q.98:8,
harga berupa keredhaan lebih tinggi nilainya.
3. Amal dan Jihad.
3.1. Amal.
Sarahan :
Hubungan ini merupakan hasil dari
hubungan cinta dan jual beli yang meliputi semua pelaksanaan perintah Allah
dengan semangat redha. Juga meliputi
semua aktifiti pribadi, keluarga, masyarakat dan bernegara. Disamping itu juga, menjauhi semua
larangan-larangan Allah dan hal-hal yang dapat membawa pada kebencianNya. Karena itu mukmin menyediakan diri untuk
hidup dibawah naungan Al-Qur’an dan Sunnah.
Dalil :
·
Q.9:105,
kewajiban bekerja melakukan perintah Allah dan Allah sajalah yang akan menilai
amal perbuatan seseorang.
·
Q.3:195,
kontrak kerja dengan Allah adalah aktiviti untuk mencari redha Nya. Mukmin beramal jama’I dengan
saudara-saudaranya sesama mukmin samada laki-laki maupun perempuan. Lihat pula 9:71-72.
3.2. Jihad.
Sarahan :
Sebagai puncak dari cintanya kepada
Allah, jual beli dengan Allah serta aplikasinya ke dalam hidup, maka mukmin
memperjuangkan dienullah. Ia selalu
menegakkan kalimatullah dalam diri, keluarga maupun masyarakatnya. Ia berupaya sekuat tenaga untuk menjadikan
dirinya sebagai mujahid fi sabilillah.
Dimulai dengan ucapan syahadatnya, seluruh hidupnya merupakan
jihad. Cita-citanya yang tertinggi
adalah mencapai syahadah (syahid).
Mukmin menyadari bahawa tiada izzah tanpa jihad dan bahawa syahid
merupakan puncak kenikmatan hidup di dunia maupun di akhirat.
Dalil :
·
Q.22:78,
Perintah Allah melaksanakan jihad dengan sebenar-benarnya jihad sebagai
aplikasi keislaman seseorang.
·
Q.29:69,
manfaat jihad itu sendiri kembali kepada diri mukmin karena sesungguhnya
merupakan jual beli dengan Allah.
·
Q.3:168,
2:152, gambaran Allah tentang kenikmatan syahid fi sabilillah.
·
Hadits,
sabda Rasul, “jihad merupakan puncak (dzirwatul sanamil) Islam.
·
Hadits,
karena cintanya Rasulullah pada syahid, beliau berkata, “Tiada seseorangpun
yang mati yang ingin kembali ke dunia (dengan merasakan kematiannya) kecuali
syahid. Ini disebabkan kelebihannya”.
·
Hadits,
“Barangsiapa yang memohon syahid kepada Allah dengan sebenar-benarnya
permohonan, maka Allah akan menyampaikannya pada derajat syuhada meskipun ia
wafat diatas tempat tidurnya”.
4. Mujahid.
Sarahan :
Dengan pelaksanaan cinta, perniagaan dan
amal/jihad di atas, sikap mukmin wajib menjalani hidupnya sebagai pejuang Islam
dengan senantiasa mempersiapkan watak seorang mujahid iaitu :
·
Senantiasa
bertaubat, memohon ampunan dari dosa dan menghindarkan diri dari sebab-sebab
kemaksiatan.
·
Senantiasa
mengabdikan diri kepada Allah samada dalam keadaan lapang maupun sempit dengan
pengabdian yang ikhlas.
·
Senantiasa
memuji, menyanjung dan mengagungkan Allah dalam berbagai kesempatan.
·
Senantiasa
melakukan syahadah dengan antara lain : mencari ilmu yang memberi kemanfaatan
bagi Islam dan kaum muslimin, bertafakkur tentang alam dan realita ummat dan
melawat atau berjalan dalam rangka dakwah.
·
Senantiasa
ruku’ iaitu menghinakan diri dengan tidak sombong terhadap kehendak dan kemauan
Allah.
·
Menyuruh
kepada yang ma’ruf (kebaikan).
·
Mencegah
dari yang munkar (keburukan) dan yang dibenci Allah.
·
Selalu
memelihara hukum Allah, iaitu pelaksanaan kitabullah pada dirinya dan
memperjuangkan agar terlaksana di masyarakatnya.
Dalil :
·
Q.9:112,
sifat-sifat mujahid yang mestinya ada pada setiap mukmin : bertaubat,
beribadah, memuji, bersiyahah, ruku’, sujud, amar ma’ruf, nahi munkar dan
memelihara hukum-hukum Allah.
Ringkasan Dalil :
Hubungan
Mukmin dengan Allah :
·
Cinta
(2:165, 8:2)
·
Perniagaan (61:10). Mukmin sebagai penjual (57:12, 2:265,
9:111). Allah sebagai pembeli
(9:111). Yang dijual oleh mukmin adalah
harta dan jiwa, harganya surga dan keredhaanNya.
·
Kerja (9:105), wujud di dalam bentuk
jihad (61:11, 49:15, 29:69, 22:78) kehidupan mukmin dari syahadah sehingga
syahid (7:172, 5:7, 3:52, 33:23).
Sifat-sifat mukmin mujahid (9:112) selalu bertaubat, beribadat, siahah,
ruku’, sujud, amar makruf nahi munkar dan memelihara hukum-hukum Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar