Senin, 31 Agustus 2015

#SeguratCatatanHati 8

Insya Allah ini yang terakhir ikhwah,
Bagaimana menjadikan uthlah lebih berfaedah & bermakna.

Bismillah,
#SeguratCatatanHati 8

#UthlahShoifiyyah
#ShoifiyyahMubarokah
#KeepDakwahOnShoifiyyah
#NyantrendWeekend
#SummerMubaarak2015

Ketujuh, yakni dengan mengenali Allah melalui ciptaan-Nya.
Jika berencana untuk berwisata, pilihlah wisata ke alam bebas. Misal, pergi ke pegunungan atau pantai. Kita bisa ikut gabung acara mendaki gunung dengan komunitas alam sekitar. Di tempat-tempat seperti ini, kita akan belajar banyak hal. Dengan mengenali berbagai macam pohon & keindahan alam, sekaligus kita akan lebih memahami kebesaran Allah Subhanah.

Jangan sampai kita terlena & terlupa bahwa nasi yang selama ini kita makan berasal dari padi yang terbentang hijau di sawah.
Di pantai yang terbentang luas. Jangan lupa untuk tetap memilih tempat tanpa ikhtilath & kondisi sekitar yang bernuansa maksiat. Di tempat ini kita bisa merasakan betapa kecilnya kita dibandingkan dengan alam semesta apalagi Allah Subhanah.

Akhirul kalam,
Banyak hal yang bisa dilakukan pada setiap kali uthlah Shoifiyyah, asal semuanya direncanakan dengan baik. Dengan cara itu, Insya Allah kita akan menjadi lebih berkualitas. Jelas sekali bahwa Uthlah Shoifiyyah bukan berarti kita berhenti  belajar. Uthlah harus dijadikan lebih bermakna, berkesan & tetap dijadikan arena untuk mendidik. Apalagi kita sebagai ADK.

Liburan adalah dakwah, pengamalan di masyarakat atas ilmu yang didapat selama beberapa semester di Ma'hadil 'ulum. Semoga sukses berdakwah di uthlah selanjutnya ikhwah !

Wallâhu a’lam bi shawâb.

Sabtu, 29 Agustus 2015

LDK Al Fatih LIPIA

Ana salah seorang tholib (mahasiswa) LIPIA. LIPIA atau Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam & Arab, bukan Lelaki Idaman Para Ibu2 & Akhwat oh ya...

Tapi ko' banyak yang berjodoh ya?!. Hehe.. Lupakan saja ya!.

Ya, Sebuah kampus keren dengan tholib (mahasiswa) yang berbeda dari kampus lain.

“Emang dimana  sih bedanya kak?."

Bisa dibilang kesibukan mahasiswa disini lebih sibuk dari pejabat DPR loh!, yang mana  waktu pagi kami gunakan untuk menimba ilmu di Ma'had (kampus) & siang harinya untuk bekerja. Itu untuk yang masuk pagi. Atau biasa kami sebut shobahi. Jika masai atau masuk siang, menjadi kebalikannya. Pagi bekerja & siang belajar.

“Terus bagaimana dengan aktivis mahasiswanya kak???, apakah masih sempat untuk berorganisasi dengan aktivitas sedemikian padatnya???”.

Salah besar kalau teman-teman beranggapan tidak ada kegiatan organisasi di kampus ini. Sekalipun dengan kesibukan mahasiswa yang sudah seperti pejabat tapi semua itu tidak menyurutkan semangatnya untuk aktif dalam organisasi kampus.

“Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain”.(Q.s Al Insyirah:7).

Jadi tidak ada alasan bagi kami untuk mematikan organisasi dalam kampus. Ana bangga sekolah disini sekalipun sebagian orang melihat sebelah mata dengan kami. Menurut Ana orang sukses bukan dimana dia menuntut ilmu tapi bagaimana dia menuntut ilmu, bersungguh-sungguhkah atau hanya ingin bermain-main. Dan yang lebih membuat Ana bangga & bahagia yaitu bisa bergabung di salah satu organisasi kampus, organisasi yang mengajarkan banyak hal dari ilmu agama, dakwah & persahabatan.

LDK (Lembaga Dakwah Kampus) Al Fatih adalah salah satu organisasi yang bergerak di bidang Dakwah, Pendidikan, Keterampilan, Pelatihan & Pengembangan diri serta Sosial Kemasyarakatan.

Dengan membaca pengertian organisasi tersebut mungkin teman-teman bisa membayangkan seperti apa LDK Al Fatih itu. Eittss…!! tapi berhati-hatilah kalian dalam mempersepsikan sebuah hal, karena bisa saja persepsi kalian salah yang kemudian timbul kemudharatan.

Nah... sebelum kalian mempersepsikan lebih jauh Ana akan menggambarkan seperti apa itu LDK Al Fatih. Kurang lebihnya seperti inilah LDK Al Fatih itu...

Yang pertama, anggota LDK Al Fatih adalah muslim

Kedua, Prinsip organisasi kami dari Al qur’an & As sunnah, kami melakukan sesuatu yang sejalan dengan pegangan hidup Islam & melarang yang bertentangan dengan keduanya.

Ketiga, LDK Al Fatih adalah organisasi non resmi kampus yang berdiri pada tahun 1998 M yang sempat mengubah namanya menjadi Lembaga Kajian Islam (LKI) Al-Fatih yang di resmikan pada tanggal 9 Juni 2000 M. Dikuatkan kembali pada Syuro Umum Anggota (SUA) LKI Al-Fatih pada tanggal 19 April 2009 M di SMP Islam As-Salam & memutuskan untuk merubah kembali nama LKI seperti  semula, yaitu LDK Al-Fatih. Semua kegiatan kami transparan dengan perizinan non resmi dari pihak Ma'hadil 'Ulum atau lembaga kampus.

Keempat, terdapat batas-batasan dalam organisasi seperti tidak menonjolkan suatu faham yang berbeda yang bisa menimbulkan konflik & tidak mencampurkan urusan organisasi luar kampus apalagi mencampurkan urusan partai.

Kelima, kegiatan kami tidak sebatas ilmu agama saja. Akan tetapi kami juga belajar banyak hal yang menunjang anggota untuk lebih punya kualitas diri lebih baik dari segi ilmu agama & sosial kemasyarakatan.

Keenam, ini adalah point yang paling penting & berharga dalam organisasi kami yaitu saling mengingatkan & selalu mengajak dalam sebuah kebaikan khususnya antar anggota & mahasiswa lain pada umumnya. Hal ini terlampir pada FILOSOFIS LDK Al Fatih itu sendiri. Yakni Khidmah, Hikmah, Harokah. Khidmah, Kepedulian kami untuk melayani & berkontribusi positif terhadap perbaikan. Hikmah, Kepedulian kami lahir dari kesadaran dengan penuh rasa persaudaraan, santun & sopan. Harokah, Kepedulian kami untuk terus bergerak memperbaiki diri serta menuntaskan perubahan.

Sudah dua tahun Ana menjadi anggota pengurus LDK Al Fatih. Begitu banyak perubahan dalam diri ini. Perubahan yang membuat Ana merasa lebih baik dari sebelumnya. Ukhuwwah islamiyah yang terjalin begitu kuat diantara kami anggota LDK Al Fatih, sahabat yang mengajari banyak hal, sahabat yang selalu mengingatkan bila ada salah, sahabat yang selalu mengajak kebaikan & sahabat yang selalu peduli.

Seandainya anggota kami lebih sedikit dari anggota sebelum-sebelumnya, eksistensi LDK Al Fatih tak kalah hebat. Sepuluh orang dengan semangat yang luar biasa, konsistensi, totalitas & loyalitas dari kami telah menghasilkan kader-kader baru yang secara kuantitas & kualitas Insya Allah lebih baik dari kami. Kami ingin estafet dakwah dikampus tetap terjaga & tak boleh padam.

Syuro Umum Anggota yang selalu diagendakan di akhir kepengurusan, telah melahirkan orang- orang yang hebat & berani untuk mengemban amanah sebagai pengurus LDK Al Fatih yang baru. Jika berpisah, ahh... rasanya menyedihkan dengan kesedihan mendalam. Karena harus berpisah dengan sahabat-sahabat yang luar biasa. Sahabat yang sudah Ana anggap seperti keluarga sendiri.
Inilah momen dimana orang seakan baru merasakan kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya. Akan dibawa kemana perasan ini, lebih tepatnya biar Ana titipkan persaan ini dalam do’a  yang Ana panjatkan.

Semoga Allah selalu memayungi kita dalam kebaikan & kebahagian serta mempertemukan kita kembali di Syurga NYA. Tawa canda kalian adalah hiasan dalam ingatan Ana, saat kita berdebat, saat kita kebingungan mencari solusi, saat kita marah & saat bahagia bersama akan menjadi kenangan yang tak terlupakan.

Inilah sebaik-baiknya organisasi kampus yang sepatutnya mahasiswa muslim ikuti & perjuangkan. Tidak hanya ilmu dunia saja yang kami dapat, tapi juga kami diajarkan ilmu untuk menggapai kebahagian yang hakiki yaitu akhirat. Sebuah organisasi dengan ukhuwwah islamiyah yang sungguh terpuji. Sebuah organisasi dengan ukhuwwah islamiyah yang amat terpuji. Sebuah organisasi yang mencetak kader-kader pemimpin yang cerdas & berakhlak mulia.

Jazakumullah LIPIA.
Jazakumullah LDK Al Fatih.

Selasa, 25 Agustus 2015

Sharing Tips Menulis dengan Maimon Herawati,  Emaknya "Pingkan"

Siang tadi Ana mendapatkan inspirasi baru tentang menulis dari salah satu penulis favorit Ana.
Kenal "Pingkan" ? Novel remaja yang booming pada zaman SD Ana dulu.                 Nah, kali ini Ana akan membagikan tips2 jitu yang disampaikan oleh mbak Imun tadi, panggilan akrab dari penulis Maimon Herawati. Mungkin Antum lebih mengenalnya dengan nama Mutmainnah.

Cekidot. ...

1.Awal menulis
➡ Menulis itu bukan proses kilat, ia adalah proses batin yang dimulai dari memperkaya diri dengan berbagai bacaan sejak dini. Mbak Imun sudah mulai hobi membacanya sejak kelas 1 SMP. Beliau menghabiskan semua koleksi buku fiksi di perpustakaan tersebut dalam kurun waktu 1 tahun hingga memperoleh predikat" Pengunjung Perpustakaan Terbanyak"  di sekolahnya dulu.

2. Bagaimana cara menulis sampai habis?        
➡Kendala pertama yang sering dihadapi penulis mula adalah kesulitan menyelesaikan cerita. Awal mulanya gairah meletup2, tapi lama kelamaan kehilangan semangat atau ide tulisan & tanpa disadari tulisan yang telah disusun sedemikian rupa menjadi terbengkalai . Itu tak lain & tak bukan karena kita telah menjadi" editor kejam" bagi tulisan kita sendiri. Baru menulis sudah dihapus, salah sedikit langsung di delete. Ini menjadikan kita lama2 bosan & kehilangan semangat.

3. Level menulis
➡Silahkan lalui level2 ini agar tulisan kita menjadi lebih berkualitas
✏Jadilah "Penulis"
Maksudnya?

Kita memposisikan diri sebagai "penulis" . Jangan jadikan diri Antum sebagai editor. Cara mudahnya tulis karya Antum dengan font putih & background putih, jadi kita tak melihat tulisan kita sedikitpun sehingga tak ada kesempatan untuk menghapusnya. Biarkan ide2 mengalir tanpa batas hingga ia habis tuntas. Barulah setelah dituliskan font nya diganti dengan warna hitam.

✂Datang sebagai" Editor"
Anggaplah diri Antum sebagai editor. Koreksi font yang salah, tanda baca spasi & sejenisnya. Perbaiki kata2 yang kurang pas & tambahkan kalimat yang memungkinkan & sulaplah ia menjadi karya menakjubkan

Kembalilah sebagai" Pembaca"

Bayangkan diri Antum sebagai pembaca.
Apakah tulisan ini menarik minat Antum atau tidak sama sekali. 
Untuk kembali & datang sebagai pembaca, sebaiknya kita datang setelah tulisan itu ditelurkan, saat kita sudah terbebas dari psikologi tulisan itu bahkan bisa jadi lupa. Sebuah cerpen harus bisa mencuri minat pembaca pada 4 paragraf pertama. Novel dikatakan gagal apabila pada 3 halaman pertama ia terasa membosankan. Perhatikan apa yang Antum inginkan dari sebuah tulisan, membuat Antum penasaran hingga  melahapnya tanpa sadar.

So, untuk menenerbitkan sebuah tulisan dibutuhkan 3 sudut pandang, penulis, editor & pembaca.

4.  Pernak- pernik  lain nan penting
Jangan pernah buang tulisan sejelek apapun. Simpan ia dalam" potongan kisah" . Suatu saat ia pasti akan berguna,
Kumpulkan quote atau kata2 bagus yang Antum baca atau dengar dalam sebuah buku. Kutip kata2 menakjubkan yang lahir dari hasil bacaan & pemahaman yang lurus. Percayalah itu akan Antum butuhkan jika ingin menambah mutu sebuah tulisan.
Dapatkan inspirasi menulis dari kehidupan sehari2, silaturrahim, curhat teman atau menonton film.
The last, jadikan tulisan Antum tulisan yang berbobot. Allah lah yang akan mengantarkan tulisan kita pada takdirnya masing2.

Mari menulis!
Dengan sedikit perubahan bahasa agar enak dibaca.

Fatwa Ulama tentang MLM

Dr. Setiawan Budi Utomo dalam tulisannya di laman dakwatuna.com menyatakan :

The Islamic Food & Nutrition of America (IFANCA) telah mengeluarkan edaran tentang produk MLM halal & dibenarkan oleh agama yang ditandatangani langsung oleh Presiden IFANCA M. Munir Chaudry, Ph.D. IFANCA mengingatkan untuk meneliti kehalalan suatu bisnis MLM sebelum bergabung atau menggunakannya dengan mengkaji aspek :

1. Marketing Plan .

Adakah unsur skema piramida ? Unsur piramida memungkinkan distributor yang lebih dulu bergabung selalu diuntungkan dengan mengurangi hak distributor di bawahnya sehingga merugikan downline & hukumnya haram.

2. Track Record.

Apakah perusahaan MLM tersebut memiliki track record positif atau tiba-tiba muncul, terutama jika mengundang banyak kontroversi.

3. Produk.

Apakah produknya mengandung zat-zat haram? Apakah mendapatkan jaminan untuk ditukar apabila produk cacat produksi.

4. Investasi Berlebihan .

Apabila perusahaan menekankan target penghimpunan dana & menganggap bahwa produk tidak penting atau hanya sebagai kedok, terutama jika modal awal seperti uang pendaftarannya cukup besar. Ini patut dicurigai sebagai arisan berantai (money game) yang menyerupai judi.

5. Sistem Kerja.

Telitilah skema kerja sebagai distributor terutama jika perusahaan MLM tersebut menjanjikan kaya mendadak tanpa bekerja.

Di Indonesia, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) sebagai lembaga resmi yang diakui pemerintah RI & melibatkan ulama dari berbagai Ormas Islam telah mengeluarkan fatwa yang dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk menentukan halal haramnya sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis MLM.

Dalam fatwa yang ditandatangani oleh Ketua DSN MUI DR. KH. Sahal Mahfudz & Sekretaris KH. Drs. Ichwan Sam pada tanggal 25 Juli 2009, dijelaskan ada 12 persyaratan bagi MLM terkategori sesuai syariah, yaitu :

1. Ada obyek transaksi riil yang diperjualbelikan berupa barang atau produk jasa;

2. Barang atau produk jasa yang diperdagangkan bukan sesuatu yang diharamkan & atau yang dipergunakan untuk sesuatu yang haram;

3. Transaksi dalam perdagangan tidak mengandung unsur gharar, maysir, riba’, dharar, dzulm, maksiat;

4. Tidak ada kenaikan harga/biaya yang berlebihan (excessive mark-up), sehingga merugikan konsumen karena tidak sepadan dengan kualitas;

5. Komisi yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota, besaran maupun bentuknya harus berdasarkan prestasi kerja yang terkait langsung dengan volume atau nilai hasil penjualan produk, & harus menjadi pendapatan utama mitra usaha dalam PLBS;

6. Bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota harus jelas jumlahnya, saat transaksi (akad) sesuai dengan target penjualan barang & atau produk jasa yang ditetapkan perusahaan;

7. Tidak boleh ada komisi atau bonus secara pasif yang diperoleh secara reguler tanpa melakukan pembinaan & atau penjualan barang & atau jasa;

8. Pemberian komisi atau bonus oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) tidak menimbulkan ighra’.

9. Tidak ada eksploitasi & ketidakadilan dalam pembagian bonus antara anggota pertama dengan anggota berikutnya;

10. Sistem perekrutan, bentuk penghargaan & acara seremonial yang dilakukan tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan aqidah, syariah & akhlak mulia, seperti syirik, kultus, maksiat & sebagainya;

11. Setiap mitra usaha yang melakukan perekrutan keanggotaan wajib membina & mengawasi anggota yang direkrutnya; 

12.Tidak melakukan kegiatan money game.

Demikianlah fatwa ulama mengenai MLM, semoga tulisan ini bermanfaat.

Wallahu a’lam bish showab.

Bisnis MLM Ada yang BOLEH & Ada yang Tak Boleh

Boleh jika barangnya memang ada & diperjualbelikan...
Boleh jika barang yang dijual belikan memang bermanfaat
Boleh jika harga barang wajar tidak terlalu mahal..
Boleh jika akadnya jelas  untuk jual beli...

Pada dasarnya berinvestasi itu halal, yang membuatnya menjadi haram adalah bila terdapat beberapa faktor, misalnya :

1. Investasi Dengan Sistem Bunga / Interest

Pada waktu bermain kita mesti pastikan bahwa sistem investasinya adalah investasi mudharabah, yaitu investasi bagi hasil. bukan sistem riba yang membungakan uang. Sebab bila investasi itu menggunakan pembungaan uang, maka hukumnya menjadi haram oleh sebab akadnya yang ribawi itu.

2. Investasi Pada Bidang Yang Halal

Kita juga mesti pastikan bahwa investasinya pada perusahaan yang halal, baik produknya maupun metode pengembangan usahanya. Maka bila perusahaannya itu memproduksi babi, makanan haram, prostitusi, obat-obatan narkotika & sejenisnya, maka investasi di bursa saham itu pun ikut haram.

3. Menghindari Investasi Yang Bersifat Spekulasi

Investasi dengan cara spekulasi yaitu sikap gambling/judi atau untung-untungan untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya seraya merugikan investor lainnya.
Spekulasi ini dilakukan antara lain melalui margin trading, short selling & option dengan mengharapkan capital gain. Namun demikian tidak semua harapan keuntungan melalui capital gain dapat dikategorikan termasuk spekulasi. Sedangkan margin trading, short selling & option dilarang karena Islam tidak memperbolehkan seseorang menjual sesuatu yang tidak ada padanya/tidak dimilikinya. Selain itu ada larangan berbisnis dengan cara untung-untungan.

Mencari Penyanyi Acapella Islami

Buat kawan semua pembaca blogger...
Yang punya kenalan Grup nasyid atau kerabat & sedang mencari penyanyi nasyid atau acapella bisa hubungi nomer ini : 085655326997

Senin, 24 Agustus 2015

Segores Catatan Pejuang Biru Jakarta

Pagi yang cerah nan indah. Aktivitas pagi di awal hari yang begitu semringah. Selagi tetap melangkahkan kaki bersepatu coklat, Ana coba tengok jam tangan lama Ana. Setengah delapan tepat!. "Bismillah...mudah2.an tak telat." gumam Ana dalam hati. Sampai di depan gang, Ana lambai angkot merah terang inisial 'S15A. Ya, tunggangan sewaan Ana 3 bulan lalu sebelum libur shoifiyyah. Selagi menemani plat B menyusuri ramaian Jakarta, Ana buka beberapa grup whatsapp di hp. Lorong demi lorong jalanan kota ini Ana lewati, hingga sampailah di Masjid al Ikhlas & turun di sana.

Perempatan besar yang tak ubahnya seperti semut yang berebut gula. Selalu ramai dengan hamburan kendaraan yang siap menuju ke tempat tujuan masing2. Selalu macet akibat lampu lalu lintas yang tak pernah adil membagi jatah tiap pengendara. Rusak!. Memasuki gang arah arah selatan, mulai nampak thullab Ma'had dengan senjata lengkap yang tertempel dibahunya. Ya, senjata untuk berjuang mencari ilmu.Sesekali tengok kanan kiri melihat pemandangan sekitar perjalanan. Memasuki areal "Taman Salam". Terhampar Masih alami. Terhampar sengkedan penuh rumput hijau yang mulai menguning. Lambaian dedaunan kayu putih, seakan menyemangati diri ini untuk terus melangkahkan kaki ke Ma'had. Ditambah dengan percikan lantunan ayat suci dari mp3 hp Ana yang dari tadi menyala tersambung headset ke telinga. Merinding merasuk hati.

Perjalanan menuju Ma'had yang mengasyikkan, sergah Ana dalam hati. Walaupun terkadang ada rasa malas karena masih kangen keluarga di rumah yang tak diharapkan. Perjuangan memang, namun dibalik itu semua pasti ada hikmah yang tiada duga. Makanya tiada pernah ada penyesalan. Semua ini telah digariskan oleh Allah Subhanah.

"Assalamu'alaikum akhi, kayfa haluk."

Dipersimpangan gang terakhir menuju Ma'had, Ana bertemu dengan salah seorang teman satu liqo'an..

"Alhamdulillah...".

Keterburuannya, mengharuskan ribuan pertanyaan Ana ke beliau. Sempat Ana tanyakan sebelum akhirnya salam, namun tak terdengar akibat jauhnya jarak beliau menjawab karena telah melanjutkan derap langkahnya.
Lift Ma'had terbuka menyambut Ana untuk melanjutkan langkah ke kelas. Di satu lift, Ana jumpai beberapa teman yang dulu pernah satu kelas sebelum uthlah shoifiyyah. Namun entah.. apa beliau masih akan satu kelas dengan Ana. Sesampai di kelas, kita bersalaman dalam dekapan ukhuwah islam. Saling tempel pipi kanan & kiri. Di saat itulah kemudian Ana mencari kursi untuk sejenak merehatkan tubuh selagi menunggu pembagian kitab dari ketua
.
Beberapa menit kemudian, Ana keluarkan senjata khas yang harus dibawa oleh setiap thullab Ma'had. Ya, bolpen warna biru. Ana sempatkan menulis beberapa nasehat diri di atas kertas putih kosong. Agar tak terbuai oleh rasa kantuk yang sangat di kelas.

"Ya, itu karena masa2 kuliah sering menjadi momen yang sulit dilupakan dalam kehidupan kita. Di bangku kuliah biasanya seseorang sudah cukup punya otonomi untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Tidak jarang di bangku kuliah pula seseorang mulai keluar dari rumah & tinggal sendiri. Kebebasan yang makin besar, usia muda, kesempatan & tantangan terbentang luas di depan mata — memang membuat masa kuliah menyenangkan. Tapi Ana yakin, sebenarnya masih banyak hal yang belum kita tahu soal dunia perkuliahan. Dibutuhkan kepekaan untuk membedakan antara hobi & kesempatan kerja. Yakinkan diri kita. Hal apa yang sekiranya kita rasa bisa dipelajari sendiri, hal apa yang perlu diperdalam di Ma'hadil 'Ulum.

Oiya, jika ada tugas dari masyayikh jangan ditunda. Sebagaimana yang kita tahu, terkadang di Ma'hadil 'Ulum ada beberapa maadah yang mewajibkan adanya waajib atau 'pe er' !. Kita harus faham, karena itu artinya di maadah tersebut memerlukan pemahaman lebih. So, kerjain aja. Toh, nda' nambah kita jadi bodoh. Betul tidak ??!, karena akan semakin memacu semangat kita dalam mempelajari maadah tersebut.

Di awal semester, bukan waktunya buat santai & puas-puasin main ? Kita salah kalau menempuh jalan itu. Justru semester awal adalah momentum paling tepat untuk menyimpan nilai2 yang bagus demi keamanan status thullab kita kedepan. Di semester awal biasanya maadah yang ditawarkan masih relatif mudah. Kita akan lebih punya kesempatan bisa dapat nilai sempurna kalau benar2 serius mengikuti seluruh proses perkuliahan. Jika kita bisa memanfaatkan semester awal kita dengan baik untuk menggenjot nilai, kita tidak akan lagi kelabakan ketika mulai sibuk di semester selanjutnya. Kalau toh ada nilai ikmaldi nilai kita, itu tidak akan terjun payung.

"Assalamu'alaikum akhi...??.

Ana rerhentak kaget ketika seseorang menepuk bahu Ana.

"Wa'alaikum salam.."

"Lagi ngapain.. ayoo kita ambil kitab di daurul ardh," ajak teman sekelas Ana dengan bahasa Arab.

Bergegas Ana masukkan bolpoin biru & kertas yang telah tergores beberapa catatan untuk Ana masukkan ke kantong. Segera Ana ikuti derap langkah teman lain untuk pengambilan kitab.

Minggu, 23 Agustus 2015

Kalap karena Whatsapp

Minta izinnya nih ikhwah buat nulis2 yang berfaedah. Nulis-nulis sebisanya, berbagi apa aja seadanya, syukur-syukur bisa ada manfaatnya. Daripada tiap hari nongkrongin timeline orang yang makin lama makin parah alaynya. ��

�� Kalap karena Whatsapp ✨

1⃣ Melimpahnya informasi kadang bikin kita jadi seperti orang 'linglung'. Dengan mudah kita share info2 tidak muhim, bahkan dengan info2 itu kita malah telah tebar caci & fitnah. ��

2⃣ Boleh jadi ni paradok paling heboh di era medsos : makin melimpah informasi bukan makin bijak & penuh hikmah tapi makin ceroboh& tebar fitnah. ��

3⃣ Bila dipikir jernih sesungguhnya apa ruginya & apa susahnya menahan info sebentar & menelaahnya sejenak sblm disebar ke mana2 ?. ��

4⃣ Di medsos ada orang/kelompok yang hobi menghasut. Ada juga orang/kelompok yang gampang dihasut. Jadilah sinergi penghasut + terhasut. Semua jadi kusut. ��

5⃣ Agar tidak jadi penghasut hati2lah menyebar info. ��

6⃣ Agar tidak mudah dihasut cernalah segala info. ��

7⃣ Banyak info bukan tujuan, mutu info harus diutamakan. ☺

9⃣ Jangan pernah merasa sendiri dalam kebenaran. Juga jangan pernah merasa benar sendiri. Benar bersama & bersama dalam kebenaran itu yang utama. ��

�� Kebenaran akan tetap eksis baik ada yang memperjuangkan maupun tidak. ��

�� Walhamdulillah, kalau kita diberikan kemudahan untuk bisa mendakwahkan ilmu, walhamdulillah. Kalaupun tidak, minimal untuk diri kita, keluarga kita, kerabat kita, orang tua kita, itu !!

Syukron ikhwah uda berkenan membaca.

♻ Kalau ikhwah suka, silahkan share ya ke ikhwah yang lain.

Ayo sama-sama kita belajar berbagi kebaikan ��

�� Akhirul kalam, semoga Allah selalu merahmati kita semua sehingga bisa konsisten dalam berlaku baik & menghasilkan hal-hal baik pula, Amin.

Masjid & Gereja dalam Perspektif Wakaf

Ada perbedaan mendasar antara gereja & masjid. Gereja semua hak milik/hak guna bangunan/hak lainnya. Sedang masjid hampir semuanya adalah wakaf.

Kedua hal tersebut mempunyai implikasi. Pada kenyataannya gereja2 tersebut milik pribadi. Contoh gereja el shadday Widuran Surakarta. Gereja tersebut milik kel. Willy (pemilik RM adem ayem) kerjasama dengan pendeta Obaja.

Sedang masjid yang sudah diwakafkan berarti kepemilkannya berhenti diserahkan kepada Allah sedangkan takmir/yayasan hanya nazhir, pengemban amanah wakaf yang mempunyai kewajiban mengadministrasi, memelihara, mengembangkan, melindungi & mengamankan harta wakaf. Nazhir tidak mempunyai hak memiliki, mewariskan, menjual maupun menggadaikan.

Dalam uu wakaf pasal 40, harta benda wakaf yang sudah diwakafkan dilarang disita.

Kemudian dlm pasal 16 ayat (2) huruf a & b, yg dimaksud harta bnda wakaf adalah bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah wakaf baik yang sudah terdaftar ataupun belum.

Merobohkan bangunan wakaf dengan alasan tidak berIMB adalah bagian dari perbuatan menyita.

Nah jika ada perbuatan merobohkan masjid yang sudah wakaf baik terdaftar maupun belum oleh siapapun juga entah itu swasta ataupun pemerintah hal itu adalah perbuatan melawan UU. Artinya pemerintah tidak mempunyai hak untuk merobohkan. Masjid bisa dirobohkan tapi bukan karena tidak berIMB melainkan ada kepentingan khusus dengan syarat2 khusus yang sangat rumit.

Sedang gereja karena merupakan bangunan dengan alas hak umum maka berlaku hukum umum. Maka jika tidak berIMB dibongkar itu sudah implikasi yang logis.

Jadi umat Islam tidak perlu resah dengan beredarnya broadcast tentang bangunan masjid tidak berIMB bisa dirobohkan.
Masalah IMB bukan tidak perlu diurus. Silahkan diurus tanpa dengan kepanikan atau tunggulah pada saat ada pemutihan IMB, yang biasanya diselenggarakan secara berkala oleh pemerintah setempat.

Yang perlu saya sarankan adalah masjid yang belum bersertifikat wakaf untuk segera diurus sertifikat wakafnya. Ini yg justru sering terjadi para takmir masjid alpa. Sehingga sering terjadi ada masjid dijual oleh ahli waris karena mereka merasa masjid tersebut tidak diwakafkan oleh kakek/bpk/ibunya. Terbukti tidak ada sertifikat wakaf.

Wallahu a'lam bi showab

"TERIMA KASIH GIDI"

Atas ulah kalian, kami jadi tahu nama Tolikara yang sebelumnya sama sekali kami tak tahu menahu.

Atas ulah kalian, kami jadi tahu bahwa di Tolikara ada Masjid yang sudah berdiri puluhan tahun yang lalu.

Atas ulah kalian, kami jadi tahu ada ribuan muslim di Tolikara.

Atas ulah kalian, kami jadi tahu ada Perda aneh di Tolikara yang sangat diskriminatif terhadap Islam dan kaum muslimin.

Atas ulah kalian, kami jadi tahu bahwa Australia dan Israel ternyata sudah menancapkan kuku hitamnya di bumi Cendrawasih.

Atas ulah kalian, kami jadi tahu bahwa perkembangan dakwah Islam di Papua secara umum dari hari ke hari terus menggembirakan.

Atas ulah kalian, kami jadi tahu data sebenarnya jumlah total kaum muslimin di Papua sana adalah 40% , populasi yang cukup membalikkan asumsi kebanyakan orang selama ini bahwa Papua hampir identik Kristen atau diklaim Kristen.

Atas ulah kalian, kami dari berbagai penjuru, bukan hanya negeri ini tapi seluruh dunia dan dari berbagai latar belakang jadi tergerak rasa solidritasnya untuk lebih berperan terhadap nasib saudara kami di sana.

Atas ulah kalian, kami jadi yakin bahwa Masjid yang dibakar akan dibangun kembali yang lebih bagus dan lebih megah.

Atas ulah kalian, kami jadi yakin bahwa dakwah Islam di sana akan makin marak dan masif, bahkan pesantren akan segera berdiri.

Atas ulah kalian, mata dunia mulai terbuka bahwa anggapan tentang teroris itu di identikkan dengan Islam adalah keliru.

Terimakasih, terimakasih, dan terimakasih.

Kami menunggu kalian semua jamaah GIDI dalam damai kasih Islam.

Kami berharap tak lama lagi kami bisa menjadi imam shalat di sana, berceramah dan melantunkan adzan lima waktu di sana.

Terimakasih, Islam akan jaya di Papua Nuu Waar

Terimakasih, tak lama lagi, insya Allah Papua  Nuu Waar identik dengan Islam.

Terimakasih, Allahu Akbar.

Semangat Kuliah Lillah...!!!

Assalamu'alaikum ikhwah !
Salam itu asyik ya, cara paling gampang untuk saling mendo’akan.
Gimana kabar uthlah kalian semua...??? Gimana rasanya ??? Seneng ya ??? Pasti. Tapi jangan terlalalu larut dalam euforia ya ikhwah. Keep stay with dakwah !!!. Kan mungkin aja ada beberapa ikhwah kita yang belum seberuntung kalian catatan uthlah shoifiyyahnya. Musibah, misalnya. Alangkah baiknya kita doakan semoga mereka diberi kebesaran hati & semangat.

Atauu... Jangan pura2 nda' tau dah... Itu tuuhh libur  semester genap kemarin yang bersamaan dengan libur musim panas yang biasa kalian sebut uthlah shoifiyyah. Masa' lupa sih �� Padahal baru kemarin aja selesainya.

Makanya nih, minta izinnya ikhwah buat nulis2 yang berfaedah. Nulis-nulis sebisanya, berbagi apa aja seadanya, syukur-syukur bisa ada manfaatnya. Daripada tiap hari nongkrongin timeline orang yang makin lama makin parah alaynya. ���

��Bahwa kita pada saat menuntut ilmu, kita harus yakin bahwa apa yang kita amalkan sekarang ini,
✔dari menuntut ilmu,
✔menghadiri majlis ilmu,
✔mencatat,
✔mendengarkan,
✔menyimak,
✔berjalan dari rumah ke masjid untuk ta'lim,
✔keluar dari rumahnya rihlah dari jawa ke kalimantan,
✔dari sulawesi ke kalimantan,

⬆niatkan ibadah & kita harus yakin ini ibadah. Yang kita berharap pahalanya di sisi Allah Subhanah.

✅Sehingga tidurnya kita,
✅istirahatnya kita,
✅ngantuknya kita,
✅letihnya kita,
✅ketika menghafal Al Qur'an,
✅menghafal hadits,
✅mencatat faidah,
✅dalam rangka untuk mengikat ilmu, diikat supaya tidak hilang, tidak lepas, ini adalah bagian dari ibadah, harus yakin.

��Kadang yang bikin malas itu, karena kita tidak yakin, atau lupa bahwa apa yang kita jalankan selama ini adalah ibadah, sehingga bermalas-malasan.

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ

��Ini jelas sudah, bahwa thalabul ilm, menuntut ilmu adalah jalan tercepat (jalan tol) untuk bisa meraih surga Allah Subhanah. Harus yakin, jangan mang-mang, jangan ragu, kadang ragu.

��"Wah nanti kalau uda tamat, kuliah di ma'hadil 'ulum juga, terus nda' jadi ustadz gimana tuh akh !!!"

��Ya jangan seperti itu,
��jangan futur,
��jangan patah semangat.

☝Jadi ustadz, nda' jadi ustadz nda' jadi masalah. Yang penting jadi anak yang shaleh dah, itu tujuan utama, yang lurus aqidahnya, benar amalannya, sampai kematian menjemput kita, itu !

��Walhamdulillah, kalau kita diberikan kemudahan untuk bisa mendakwahkan ilmu, walhamdulillah. Kalaupun tidak, minimal untuk diri kita, keluarga kita, kerabat kita, orang tua kita, itu !! Jadi jangan bermalas-malasan.
Syukron ikhwah uda berkenan membaca.

Kalau ikhwah suka, silahkan share ya ke ikhwah yang lain yang belum berangkat di Jakarta. Atau buat ikhwah yang lain yang lagi malas masuk kuliah lagi.
Ayo sama-sama kita belajar berbagi kebaikan :)

Akhirul kalam, semoga Allah selalu merahmati kita semua sehingga bisa konsisten dalam berlaku baik dan menghasilkan hal-hal baik pula, Amin.

Sabtu, 22 Agustus 2015

#KisahUthlah 8

Bismillah,
Kayfahaluk Ikhwah pembaca.
Ini lanjutan cerita Ana,
Dengan hashtag berurutan dengan sebelum2nya.
#KisahUthlah 7
Mudah2.an bermanfaat ikhwah.

Oiya lupa,
Insya Allah kisah uthlah Ana tertambah 2 hashtag kali ini ikhwah.
#LiburanBarengAlFatih & #MedcenPresent. Nah, buat yang penasaran dengan 2 hashtag itu, visit yaa di Ldk Al-Fatih Lipia. Bisa jadi, Antum bisa berpartisipasi juga. Aamiin dongg...??? ��

Go to the post with reading & hashtag,
#UthlahShoifiyyah
#ShoifiyyahMubarokah
#KeepDakwahOnShoifiyyah
#NyantrendWeekend
#SummerMubaarak2015
#LiburanBarengAlFatih
#MedcenPresent.

Andai Malam Tak Berujung

Singkat cerita ikhwah, Ana tiba di jakarta (tempat kuliah Ana) tanggal 18 Agustus. Tepat satu hari setelah hari perayaan kemerdekaan. Sementara kuliah Ana ikhwah masih masuk 6 hari lagi. Bahkan bukan rahasia lagi, seperti yang thullab biasa rasakan. Dirosah di Ma'hadil 'Ulum biasanya akan berjalan sekitar 3 atau 4 hari dari tanggal yang di tentukan (Nah tuuhh... sampai2 Ana hafal ikhwah ��). It’s like I’m watching. But this is not a film. This is a real story. Bismillah. Semoga bermanfaat ikhwah.

Malam lalu (tanggal 18 Agustus atau malam 19) rasanya seperti hidup di masa ustadz Rakhmat Abdullah. Ya, sang Murobbi. Bagaimana perjuangan Ana harus balik lagi ke Jakarta untuk sekedar memenuhi panggilan dakwah dengan ikhwah yang yang tak pernah padam semangatnya. Kalau boleh hiperbola, seakan tersusun bagai sebuah mosaik. Kepingan demi kepingan mengantar mimpi, memberi ilusi. Mimpi mereka untuk menjadi ikhwan yang tangguh di tengah zaman yang sudah 'amburadul' ini. Katanya sih. Ilusi yang melupakan mereka bahwa di Jakarta kalau maam hari enak untuk main atau ngobrol ke sana kemari.

Melihat antusias mereka demi menadah cucuran ilmu dari Ana, tak Ana siakan begitu saja. Terpaksa atau tidak, ya harus Lillah !. Begitu kata hati Ana. Baru sehari kemudian, Ana putuskan untuk berangkat ke Jakarta meskipun jam masuk kuliah memang masih seminggu lagi. Naluri hati tak bisa dielak. Ada kepingan rasa yang tersakiti. Apalagi kalau bukan momen bertemu keluarga. Bagaimana keringat, gairah, cinta, benci, rindu dan segala naluri lainnya tak mudah begitu saja dilupakan. Yang akhirnya, idealisme dan ideologi itu harus Ana lebur dalam dengkuran & gemertak gigi.

Tapi, bukan itu ikhwah yang ingin Ana bagi. Ya, semua berawal ketika kemarin malam dengan motor butut yang biasa dipakai untuk kuliah menemani Ana menyusuri ramainya malam di Jakarta untuk bertemu mustami' Ana di bilangan Jakarta Selatan. Sambil mengingat-ingat jalan yang sebulan lalu Ana lewati saat sebelum liburan kuliah. Melewati pom bensin besar yang menebarkan bau bensin & solar. Melewati belokan pasar minggu yang dipenuhi pedagang sayur-mayur & buah-buahan. Di belahan lain menyeruak tawa & teriakan para sopir mikrolet serta pedagang yang memenuhi jalanan di depan pasar. Ah.. rasanya tingkah orang-orangnya sama saja. Keluh Ana dalam hati. Seakan terlupa bahwa ini adalah Jakarta. Kota metropolitan terbesar pertama sebelum kota Ana, Surabaya. Lihat... di beberapa jalanan telah berubah menjadi hutan belantara, dengan hukum rimba berada di tangan para preman. Keadilan menguap, hilang bersama angin malam ketika itu.

Waktu maghrib tiba. Selagi menunggu janji dengan mustami' Ana, Ana belokkan motor Ana ke arah masjid al Ikhlas. Atau biasa orang menyebutnya masjid Jamil. Bermula ketika masjid itu mendapatkan predikat mashid terapi & terbersih se Jakarta Selatan. Termasuk salah satu masjid favorit Ana kalau lagi suntuk dengan tugas kuliah. Suara emas imamnya, membuat hati Ana jadi bisa berdesir. Seakan mampu merontokkan sendi-sendi kekabutan tugas perkuliahan. Terkadang ada rasa iri dengan suara emasnya. Iri yang baik, menurut Ana tak masalah. Ghibtoh, ahsan.

Usai shalat sunnah, Ana lihat sekeliling lainnya, beberapa orang sedang menguntai do'a. Kepala menghujam ke bawah khusyu' dan batin luruh dalam sengsara, derita dan harapan kepada Sang Pemilik hidup. Hingga Ana kemudian terusik dengan satu pandangan penasaran. Memandang seorang yang tak asing di mata Ana. Sedang shalat sunnah di antara jama'ah. Ana coba pandang lagi, untuk meyakinkan bahwa yang Ana pandang memang benar adanya dengan yang Ana maksud. Hingga tahiyyat akhir dan salam. Ingin rasanya menyapa. Tapi takut tak kenal dengan Ana yang tak punya bakat besar untuk orang seperti beliau. Ana yakinkan lagi hati ini untuk menyapa. Ahh..., rasanya berat sekali. Hingga kemudian tak tersadar, akhirnya beliau yang menyapa Ana duluan.

Ya benar, Ustadz Mushtofa As Sudaniy. Siapa sih yang tak kenal beliau. Mungin hanya thullab baru saja. Hampir semua penghuni Ma'hadil 'Ulum pasti mengenal beliau. Salah satu ustadz dari Sudan yang juga dosen di Ma'hadil 'Ulum. Berbagai pertanyaan ingin terlontar. Tapi ada satu yang paling penting. Ada keperluan apa sampai beliau ada di masjid ini ?. Saling sapa & tanya dalam dekapan ukhuwah. Ternyata beliau punya janji jam setengah delapan dengan orang lain. Obrolan kami lanjutkan dengan makan bareng di warung depan masjid. Disinilah kemudian obrolan mulai sedikit agak 'sersan'. Serius santai. Saling berbagi dengan cerita & pengalaman hidup, serta tak lupa dengan bahasa Arab yang Ana punya.

Masya Allah... Ana tertegun dengan perjuangan bagaimana beliau juga rela datang lebih awal sebelum waktu mengajar di Ma'hadil 'Ulum tiba. Ya, mungkin alasanada janji dengan orang lain tak bisa disanggah. Tapi, seberapa pentingkah orang itu hingga merelakan untuk meninggalkan kampung halaman & menuju Indonesia ??? Ah... rasanya Ana terlalu sinis. Ungkap Ana dalam hati. Sharing bagaimana awal beliau di Jakarta. Cita-cita mulia beliau untuk anak-anaknya kedepan & masih banyak lagi. Dengan selingan cerita kehidupan pendidikan Ana yang diwarnai perjuangan pahit tak kenal batas.

Hidangan yang mulai habis, tak memberhentikan obrolan Ana. Hingga akhirnya kemudian beliau teringat dengan janji dengan seseorang. Kumandang isya' bergema. Kami mempercepat langkah & disaat itulah beliau harus pamit terlebih dahulu demi kata 'tepat waktu'. Aah... andai malam tak berujung. Mungkin beliau bisa bercerita lebih lama dengan Ana. Juga Ana sebaliknya. Bisa berbagi apa yang bisa Ana ceritakan. Pengennya bisa foto bareng sama  beliau untuk dokumentasi pribadi bahwa beliau pernah ngobrol lebih dekat dengan Ana. Tapi apa mau dikata. Baterai hp tak bisa diajak kompromi dengan kondisi Ana ketika itu. Baru ckriikk...!!! mati. Pas dicek tk ada fotonya. Ahh... tak apalah. Lebih berfaedah lagi bisa ajak beliau bergabung denga mustami' Ana di liqo' untuk jadi pembicara. Masya Allah...

Rasa-rasanya kalau ketemu beliau seakan mempunyai vision broad & vision talk. Bagaimana punya gulungan mimpi yang dibawa kemana-mana. Dalam setiap kesempatan bertemu dengan orang-orang hebat, beliau akan share mimpi-mimpi beliau. Sekali lagi, andai malam tak berujung. karena mosaik malam adalah gairah pada kehidupan. Pada ujungnya, selalu ada jeda. Dengan hiruk pikuk masih tersisa di benak mereka. Saat para preman & pedagang termenung memandangi langit, menyisakan kekerasan dan harapan akan hidup dalam otak mereka. Saat di mana mereka menemukan diri mereka, entah utuh maupun tinggal sisa-sisa.

Wallahu A'lam bishawab. Semoga ada yang bisa diambil pelajaran atau Lesson learnednya bagi kita.

#SeguratCatatanHati 7

Insya Allah ini yang terakhir ikhwah,
Bagaimana menjadikan uthlah lebih berfaedah & bermakna.

Bismillah,
#SeguratCatatanHati 7

#UthlahShoifiyyah
#ShoifiyyahMubarokah
#KeepDakwahOnShoifiyyah
#NyantrendWeekend
#SummerMubaarak2015

Ketujuh, yakni dengan mengenali Allah melalui ciptaan-Nya.
Jika berencana untuk berwisata, pilihlah wisata ke alam bebas. Misal, pergi ke pegunungan atau pantai. Kita bisa ikut gabung acara mendaki gunung dengan komunitas alam sekitar. Di tempat-tempat seperti ini, kita akan belajar banyak hal. Dengan mengenali berbagai macam pohon & keindahan alam, sekaligus kita akan lebih memahami kebesaran Allah Subhanah.

Jangan sampai kita terlena & terlupa bahwa nasi yang selama ini kita makan berasal dari padi yang terbentang hijau di sawah.
Di pantai yang terbentang luas. Jangan lupa untuk tetap memilih tempat tanpa ikhtilath & kondisi sekitar yang bernuansa maksiat. Di tempat ini kita bisa merasakan betapa kecilnya kita dibandingkan dengan alam semesta apalagi Allah Subhanah.

Akhirul kalam,
Banyak hal yang bisa dilakukan pada setiap kali uthlah Shoifiyyah, asal semuanya direncanakan dengan baik. Dengan cara itu, Insya Allah kita akan menjadi lebih berkualitas. Jelas sekali bahwa Uthlah Shoifiyyah bukan berarti kita berhenti  belajar. Uthlah harus dijadikan lebih bermakna, berkesan & tetap dijadikan arena untuk mendidik. Apalagi kita sebagai ADK.
Liburan adalah dakwah, pengamalan di masyarakat atas ilmu yang didapat selama beberapa semester di Ma'hadil 'ulum. Semoga sukses berdakwah di uthlah selanjutnya ikhwah !

Wallâhu a’lam bi shawâb.

Jumat, 21 Agustus 2015

Andai Malam Tak Berujung

Memaksakan untuk sekedar cerita yang bahasa kerennya anti mainstream. It’s like I’m watching. But this is not a film. This is a real story. Bismillah. Semoga bermanfaat ikhwah.

Malam kemarin rasanya seperti hidup di masa ustadz Rakhmat Abdullah. Ya, sang Murobbi. Bagaimana perjuangan Ana harus balik lagi ke Jakarta untuk sekedar memenuhi panggilan dakwah dengan ikhwah yang yang tak pernah padam semangatnya. Kalau boleh hiperbola, seakan tersusun bagai sebuah mosaik. Kepingan demi kepingan mengantar mimpi, memberi ilusi. Mimpi mereka untuk menjadi ikhwan yang tangguh di tengah zaman yang sudah 'amburadul' ini. Katanya sih. Ilusi yang melupakan mereka bahwa tanggal masuk kuliah mereka masih satu minggu lagi.

Melihat antusias mereka demi menadah cucuran ilmu dari Ana, tak Ana siakan begitu saja. Terpaksa atau tidak, ya harus Lillah !. Begitu kata hati Ana. Baru sehari kemudian, Ana putuskan untuk berangkat ke Jakarta meskipun jam masuk kuliah memang masih seminggu lagi. Naluri hati tak bisa dielak. Ada kepingan rasa yang tersakiti. Apalagi kalau bukan momen bertemu keluarga. Bagaimana keringat, gairah, cinta, benci, rindu dan segala naluri lainnya tak mudah begitu saja dilupakan.  Yang akhirnya, idealisme dan ideologi itu harus Ana lebur dalam dengkuran dan gemertak gigi.

Tapi, bukan itu ikhwah yang ingin Ana bagi. Ya, semua berawal ketika kemarin malam dengan motor butut yang biasa dipakai untuk kuliah menemani Ana menyusuri ramainya malam di Jakarta untuk bertemu mustami' Ana di bilangan Jakarta Selatan. Sambil mengingat-ingat jalan yang sebulan lalu Ana lewati saat sebelum liburan kuliah. Melewati pom bensin besar yang menebarkan bau bensin dan solar. Melewati belokan pasar minggu yang dipenuhi pedagang sayur-mayur & buah-buahan. Di belahan lain menyeruak tawa dan teriakan para sopir mikrolet serta pedagang yang memenuhi jalanan di depan pasar. Ah.. rasanya tingkah orang-orangnya sama saja. Keluh Ana dalam hati. Seakan terlupa bahwa ini adalah Jakarta. Kota metropolitan terbesar pertama sebelum kota Ana, Surabaya. Lihat... di beberapa jalanan telah berubah menjadi hutan belantara, dengan hukum rimba berada di tangan para preman. Keadilan menguap, hilang bersama angin malam ketika itu.

Waktu maghrib tiba. Selagi menunggu janji dengan mustami' Ana, Ana belokkan motor Ana ke arah masjid al Ikhlas. Atau biasa orang menyebutnya masjid Abu Usamah. Diambil dari nama Imam masjid yang sering mengimami di situ. Termasuk salah satu masjid favorit Ana kalau lagi suntuk dengan tugas kuliah. Suara emas imamnya, membuat hati Ana jadi bisa berdesir. Seakan mampu merontokkan sendi-sendi kekabutan tugas perkuliahan. Terkadang ada rasa iri dengan suara emasnya. Iri yang baik, menurut Ana.

Usai shalat sunnah, Ana lihat sekeliling lainnya, beberapa orang sedang menguntai do'a. Kepala menghujam ke bawah khusyu' dan batin luruh dalam sengsara, derita dan harapan kepada Sang Pemilik hidup. Hingga Ana kemudian terusik dengan satu pandangan penasaran. Memandang seorang yang tak asing di mata Ana. Sedang shalat sunnah di antara jama'ah. Ana coba pandang lagi, untuk meyakinkan bahwa yang Ana pandang memang benar adanya dengan yang Ana maksud. Hingga tahiyyat akhir dan salam. Ingin rasanya menyapa. Tapi takut tak kenal dengan Ana yang tak punya bakat besar untuk orang seperti beliau. Ana yakinkan lagi hati ini untuk menyapa. Ahh..., rasanya berat sekali. Hingga kemudian tak tersadar, akhirnya beliau yang menyapa Ana duluan.

Ya benar, bang Ali. Hampir semua anggota whatsapp di bawah naungan PK, pasti mengenal beliau. Founder PK yang juga berbisnis kopi kedelai. Berbagai pertanyaan ingin terlontar. Tapi ada satu yang paling penting. Ada keperluan apa sampai beliau ada di masjid ini ?. Saling sapa dan tanya dalam dekapan ukhuwah. Ternyata beliau punya janji jam setengah delapan dengan orang lain. Obrolan kami lanjutkan dengan makan bareng di warung depan masjid. Disinilah kemudian obrolan mulai sedikit agak 'sersan'. Serius santai. Saling berbagi dengan cerita dan pengalaman hidup.

Masya Allah... Ana tertegun dengan perjuangan bagaimana beliau ketika awal mula terbesit kata 'Pengusaha Kampus'. Hingga sekarang yang memiliki cabang tak hanya konsen di usaha monoton saja. Tapi juga seperti di bidang kepenulisan dan pembentukan koperasi yang masih berkaitan dengan 'Pengusaha Kampus' tentunya. Sharing terkait usulan 'PK Ta'aruf'. Cita-cita mulia beliau untuk anak-anaknya kedepan. Dan masih banyak lagi. Dengan selingan cerita kehidupan pendidikan Ana yang diwarnai perjuangan pahit tak kenal batas.

Hidangan yang mulai habis, tak memberhentikan obrolan Ana. Hingga akhirnya kemudian beliau teringat dengan janji dengan seseorang. Kumandang isya' bergema. Kami mempercepat langkah. Dan disaat itulah beliau harus pamit terlebih dahulu demi kata 'tepat waktu'. Aah... andai malam tak berujung. Mungkin beliau bisa bercerita lebih lama dengan Ana. Juga Ana sebaliknya. Bisa berbagi apa yang bisa Ana ceritakan. Lebih-lebih bisa ajak beliau bergabung denga mustami' Ana di liqo' untuk jadi pembicara.

Rasa-rasanya kalau ketemu beliau seakan mempunyai vision broad dan vision talk. Bagaimana punya gulungan mimpi yang dibawa kemana-mana. Dalam setiap kesempatan bertemu dengan orang-orang hebat, beliau akan share mimpi-mimpi beliau. Sekali lagi, andai malam tak berujung. karena mosaik malam adalah gairah pada kehidupan. Pada ujungnya, selalu ada jeda. Dengan hiruk pikuk masih tersisa di benak mereka. Saat para preman dan pedagang termenung memandangi langit, menyisakan kekerasan dan harapan akan hidup dalam otak mereka. Saat di mana mereka menemukan diri mereka, entah utuh maupun tinggal sisa-sisa.

Wallahu A'lam bishawab. Semoga ada yang bisa diambil pelajaran atau Lesson learnednya bagi kita.

Rabu, 19 Agustus 2015

#KisahUthlah 7

Bismillah,
#KisahUthlah 7

#UthlahShoifiyyah
#ShoifiyyahMubarokah
#KeepDakwahOnShoifiyyah
#NyantrendWeekend
#SummerMubaarak2015

Ikhwah sisi lain kehidupan adalah hal yang tak pernah kita tahu, bahwa hidup menawarkan beribu pilihan, beribu catatan &sisi itu tengah Ana saksikan di relasi kehidupan. Semalam, saat atmosfer momen kemerdekaan masih sedikit menghangat, Allah seolah sengaja memberi Ana sebuah perenungan berharga.

Gerbong, stasiun & rangkaian kereta seolah jadi saksi bisu bahwa perjalanan adalah ibarat kereta yang melintasi rel-rel yang saling silang menuju stasiu & perjalanan terakhir dari stasiun adalah sebuah keabadiaan & akhir dari kehidupan. Inilah hidup ikhwah. Sebuah peran yang harus kita mainkan dengan tersedu atau tersenyum, menangis atau tertawa, bahkan tak urung terpingkal jenaka mentertawakan kehidupan yang amat lucu tapi tragis ini.

Kontras yang kita lihat adalah sebuah kebiasaan kultur bangsa yang mulai menjangkiti sebagian rakyat kita, mungkin telah lelah juga dengan kehidupan sendiri pun yang begitu sulit & pada akhirnya ruang-ruang empati itu seolah hanya bagian ritual rutinitas keagamaan dengan bersandar pada hari kebesaran agama masing-masing.

Ana terpaku pada pergeseran paradigma ini, yang kian hari mensesaki akal & nalar Ana. sedang sisi lain kehidupan yang lain seolah menampakan ketimpangan, kerumunan pertanyaan memenuhi otak Ana. SIAPA MEREKA ? KENAPA MEREKA SELARUT INI BERKELUYURAN DI KRETA ? APA RUMAHNYA TAK LAYAK ? APA MEREKA TAK SEKOLAH ? Bukankah mereka menginginkan kasih sayang & belai lembut sapaan ?. Ana tersedu menyendiri.

Sambil Ana tatap seorang anak yang tertidur damai di atas sobekan kardus bekas yang mulai tak layak. Tak tersirat kesedihan di wajahnya, tak tergambar kegetiran di matanya. Mata-mata polos yang harusnya menghiasi meja -meja belajar atau bangku-bangku sekolah namun malam ini mereka malah bercengkrama dengan asyik di pelataran stasiun kereta.

Anak-anak jalanan, itu sebutan mereka yang lahir di atas trotoar beralaskan aspal, besar dengan asap roda & deru kereta. Ya, anak jalanan. Entah siapa yang menyematkan predikat itu, mereka bertahan di kerasnya kehidupan, dengan wajah lugu mereka jalani kerasnya kehidupan yang kadang mereka sendiri tak tahu kenapa mereka ada.

Ana seka lelehan air mata yang terasa membasahi kedua mata ini. a
Apakah seperti ini potret anak-anak di Negeri Ana tercinta ? Belum lagi bahaya yang mengintai mereka. Pedofilia sebuah laten baru yang menyeruak dari bobroknya sistem imunitas iman, apakah negeri ini akan jadi Sodom yang di hujani Allah Subhanah dengan batu dalam sejarah Nabi Luth ? Entahlah.

Sambil masih menyeka air mata yang mengembang di kelopak mata, Ana beranjak melanjutkan langkah ke pelataran stasiun untuk mencari taxi.

Senin, 17 Agustus 2015

China telah menyiapkan Presiden RI ditahun 2019

Sebulan ini Saya* bekerjasama dengan seorang Konsultan Keuangan (China Kristen) yang "Bukan Kebetulan" juga seorang Konsultan Keuangan DPP Perindo (Partai Persatuan Indonesia) punya Hary Tanoe.

Dalam setahun kedepan tugas konsultan keuangan DPP Perindo ini membuat program dengan meriset kebutuhan Rakyat kecil di Indonesia, berapa jumlah uang yang diperlukan untuk 5 tahun plus kampanye 2019 mendatang. Mantapkan?

Ahok itu adalah bagian dari strategi Politik China, Ahok dimunculkan sebagai tokoh yang antagonis dan paling dibenci ummat Islam, setelah itu tertanam maka akan dimunculkan Hary Tanoe yang sangat berbeda dengan Ahok. Hary Tanoe akan dimunculkan sebagai tokoh china yang tak seperti ahok, Hary Tanoe akan dipoles sebagai tokoh China yang Nasionalis, Cinta Indonesia dan dekat dengan Ummat Islam. Opini menjelang Pemilu nantinya adalah "Tak Semua China seperti Ahok, Ada Hary Tanaoe yang baik kepada Ummat Islam dan Cinta Indonesia".

Untuk Suksesnya Pemilu 2019, Hary Tanoe kini sudah membeli Saham Bank Bumi Putra dan Alfa Mart seluruh Indonesia. Selain MNC Bank dan MNC Media (RCTI, Global, MNC).
Mengapa Hary Tanoe merapat ke KMP?

Ini hanya bagian strategi politik China, dimana Jokowi sudah ditempel James Ryadi pemilik Lippo Group dan Pemilik TV MetroTV dan Berita Satu Group.

Lalu, Dengan Siapa Hary Tanoe berpasangan?
Bocoran dari Sang Konsultan Keuangan PARTAI PERINDO adalah Prabowo Subianto. Skenarionya Pasangannya adalah Prabowo-Hary Tanoe. Prabowo di setting untuk merangkul ummat Islam sedangkan Haru Tanoe merangkul Kristen dan pengusaha China.

Ini baru 2015 lo, jika ini dilakukan dari sekarang maka apa yg terjadi 2019 (Jika Prabowo belum meninggal dunia) Maka skenario ini belum berubah.

Dimana Hary Tanoe dan Konsultan keuangan ini bertemu? Mereka bertemu dan berkenalan pada tahun 2012 ketika sama-sama mengisi seminar di Kampus UMP Muhammadiyah Pontianak.
Saya berteman dgn banyak kalangan kristiani, Budhis dan hindu, berteman dalam bisnis tapi Saya tak kan mempercayai mereka dalam Politik.

Bercerminlah dari kisah Gubernur sumut yang terlalu percaya pada Wakilnya yang Nasdem dan OC Kaligis serta Jaksa Agung yang Nasdem. Lawan Politik akan menjebak Anda jika Anda tak berhati-hati. Akan selalu ada celah untuk membuat Anda bersalah walaupun tidak. Namanya juga dijebak.
Semoga jadi renungan...

Kira-kira Ummat 2019 sudah mempersiapkan siapa ?

*Saya Haddad Assyarkhan

Fatwa Al-Azhar : Hormat Bendera Bukan Syirik & Bukan Bid’ah

Sebagian orang berkata bahwa hormat bendera adalah syirik, sebab tidak ada yang diagungkan kecuali Allah. Apakah hal itu benar ?

Syaikh Athiyah menjawab : Bendera adalah simbol negara di masa sekarang. Bangsa Arab juga memiliki simbol suku & kelompok. Setiap suku & kelompok akan berjalan di belakang bendera & menjaganya. Setiap bendera ditinggikan, maka menunjukkan ketinggian bangsanya. Jika bendera jatuh, maka akan menunjukkan kehinaannya. Bagi bangsa Arab, bendera dikenal dengan nama Rayah atau Liwa’.

Dijelaskan dalam kitab Syarah al-Zarqani atas kitab al-Mawahib al-Ladunniyah banyak pendapat antara hubungan Rayah & Liwa’ di Juz 1/390. Disebutkan dalam perang Tabuk, bahwa pembawa bendera adalah Zaid bin Haritsah, ketika ia terbunuh maka bendera dipegang oleh Ja’far bin Abi Thalib, ia pun berperang hingga terbunuh. Bendera lalu dibawa oleh Abdullah bin Rawahah, ia pun berperang hingga ia terbunuh. Lalu bendera diraih oleh Tsabit bin Aqram al-Ajlani & diserahkan kepada Khalid bin Walid, karena kehebatannya. Sebagaimana disebutkan ketika tangan kanan Ja’far yang memegang bendera terpotong, lalu ia pegang dengan tangan kiri & ketika tangan kirinya terpotong, maka Ja’far merangkul bendera dengan kedua pundaknya, lalu ia terbunuh. Kemudian Rasulullah berdoa agar Allah mengganti kedua tangan Ja’far dengan sayap di surga (Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa al-Nihayah, Tarikh al-Islam al-Dzahabi dan Sirah Ibni Hisyam)

Dengan demikian, menghormati bendera dengan lagu (kebangsaan) atau pun dengan isyarat tangan yang diletakkan di anggota tubuh tertentu adalah bentuk cinta negara, bersatu dalam kepemimpinannya & komitmen menjaganya. Hal ini tidaklah masuk dalam kategori ibadah, karena di dalamnya tidak ada salat & dzikir.

#KisahUthlah 6

Bismillah,
#KisahUthlah 6

#UthlahShoifiyyah
#ShoifiyyahMubarokah
#KeepDakwahOnShoifiyyah
#NyantrendWeekend
#SummerMubaarak2015

Ikhwah,
Alhamdulillah di tahun ini Ana bisa ikut kontribusi dakwah dengan salah 1 komunitas Ana yang bernama FoSKI. Ya, komunitas anak Jawa Timur yang sedang kuliah di LIPIA. Ikhwah, ini bukanlah riya' atau takabbur. Tidak!. Ini hanyalah sebuah aksi dari apa yang Ana sampaikan di hashtag Ana sebelumnya. Bahwa uthlah pun tetap harus ada agenda dakwah.

Diantara agenda kegiatan besar yang ada dalam FoSKI & sering kita adakan disaat2 uthlah shoifiyyah adalah KIRAB (Kajian Islam dan Bahasa Arab), kegiatan ini merupakan kegiatan yang rutin dilaksankan oleh Departemen Dakwah setiap liburan musim shoifiyyah. Dimana kegiatan ini menuntut para anggota FoSKI untuk langsung terlibat & berinteraksi dengan masyarakat, khususnya masyarakat Jawa Timur. Karena FoSKI berasal dari Jawa Timur, maka FoSKI juga ingin memberikan timbal balik bagi masyarakat Jatim.
Kita semua thullab tau, bahwa Ma'hadil 'ulum kita berbeda dengan kampus lain & salah satunya adalah bahwa sistem di Ma’had kita tidak ada yang namanya Praktek Kerja Lapangan (PKL) ataupun KKN (Kuliah Kerja Nyata) untuk thullabnya layaknya kampus-kampus lain. Maka, kegiatan KIRAB ini seakan-akan dijadikan sebagai PKL-nya atau KKN-nya arek-arek Jatim yang tergabung di FoSKI.

Masya Allah bukan..??? jika kita mau usaha, banyak sekali komunitas di Ma'hadil 'Ulum yang memiliki kegiatan seperti ini. Namun sekai lagi, jika kita mau usaha ikhwah. FoSKI hanyalah secuil dari bagian cerita dakwah. Secui dari berbagai komunitas islam bernuansa islami yang ada di Ma'hadil 'Ulum.

Nah, Wujud dari kegiatan ini adalah mengadakan dauroh-dauroh yang salah satunya adalah yang Ana ikutin. Yaitu dauroh non-intensif dimana dauroh ini terbuka untuk semua santri di pesantren-pesantren Jatim. Untuk tahun ini dauroh non-intensif diadakan satu minggu di Ma'had Islamic Center el Kisi Mojokerto JaTim.

Nah, ikhwah semua...
Ini sekelumit cerita dakwah dari Ana. Buat Antum semua yang belum punya agenda dakwah, segera buat. Masih ada beberapa hari lagi di Uthlah Shoifiyyah tahun ini. Untuk yang berdakwah, selamat berjuang & terjun langsung ke masyarakat...!!! Amalkan ilmu-ilmu yang Antum dapatkan di Ma’hadil 'Ulum & jangan pernah menyerah....!!!
Wa idza faroghta fanshob !
Billahittaufiq wal hidayah,
Wallahu A'lam bisshowab.

Why You Look So Sad ?

Ikhwah,
Menanggung perih hati karena kehilangan apa yang disukai & disayangi bagi sebagian besar orang sungguhlah tidak mudah.

Merasakan sakit hati sebagai efek dari kesedihan karena kehilangan, menyadarkan kita betapa hati seorang anak manusia sungguh sangat rapuh. Maka, tak ada cara lain untuk menjaganya selain memohon bantuan-Nya.

Karakteristik iman yang naik turun, tentulah mempengaruhi kondisi hati, itulah mengapa dekat dengan-Nya & meminta selalu diberi kesabaran selalu menjadi solusi terbaik. Hanya kepada-Nya kita mengadu & meminta kesembuhan dari rasa sakit juga kesedihan karena kehilangan.

Sabar, menyerahkan semuanya kepada Dzat yang kita sembah. Begitulah, semakin tinggi iman seseorang tentulah ujiannya semakin besar. Insya Allah ujian akan menjadi ladang pahala bagi hamba-hambaNya yang bersabar & terus mendekatkan diri padaNya.

Allah Subhanah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 190-191 yang artinya,

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit & bumi & silih bergantinya malam & siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring & mereka memikirkan tentang penciptaan langit & bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

Bisa jadi kehilangan adalah cara Allah menyayangi kita, skenario Allah untuk membuat kita semakin mengingatnya, jalan Allah untuk membuat kita lebih sabar & hanya kepada Allah Ta’ala sepatutnya kita mengadukan rasa sakit itu. Sebab hanya Dia yang akan menyembuhkan rasa sakit itu.

Kita bisa belajar dari kisah Nabi utusan Allah yang mulia penuh ujian kesabaran.

1. Nabi Yaqub ketika kehilangan putra kesayangannya Nabi Yusuf

“… maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku) & Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan (QS. Yusuf: 18)

2. Nabi Ayub mengadu pada Allah Subhanah, ketika semua yang dimilikinya hilang : kekayaan, anak-anaknya, kesehatannya, teman-temannya & mengalami ujian selama bertahun-tahun.

“(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit & Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”. (QS. Anbya: 83).

Semoga dengan bersabar, hanya bergantung kepada Allah bukan hanya akan mengurangi & menyembuhkan rasa sakit, namun menjadikan kita lebih baik lagi.

Sebab, hidup hanya sementara maka tak ada gunanya berlarut dalam kesedihan. Kiranya, kita hanya akan bersedih pada sesuatu yang akan menyengsarakan kita di akhirat nanti.

Dalam ayat lain,
Allah Subhanah menegaskan :

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu & boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Baqarah : 216).

Share yuukkk...!!!
Jangan lupa baca postingan Ana yang lainn yaaa..???

Sabtu, 15 Agustus 2015

#SeguratCatatanHati 6

Masih Ana lanjutkan ikhwah,
Dengan hashtag #SeguratCatatanHati 6 juga :
#UthlahShoifiyyah
#ShoifiyyahMubarokah
#KeepDakwahOnShoifiyyah
#NyantrendWeekend
#SummerMubaarak2015

Bagaimana menjadikan liburan lebih bermakna.

Yang kelima adalah membangun kepedulian terhadap sesama Muslim.
Uthlah Shoifiyyah juga merupakan  kesempatan bagi kita untuk membangun kepedulian terhadap saudara kita sesama muslim. Misalnya dengan cara memuhasabah diri bahwa kita masih diberikan oleh Allah Subhanah kehidupan yang jauh lebih baik dari mereka yang hidup diluar Indonesia. Seperti Palestina atau Suriah. Kita bisa manfaatkan akses informasi lewat media cetak maupun elektonik yang berkaitan dengan perkembangan negeri-negeri Muslim, penderitaan mereka & problem yang melanda kaum Muslim baik di Indonesia maupun di negeri-negeri Muslim lainnya. Atau langkah praktis lain yang bisa dilakukan misalnya dengan memutar film-film yang menggambarkan penderitaan kaum Muslim karena kedzaliman musuh-musuh Islam, mengumpulkan berita-berita yang berkaitan dengan perkembangan kaum Muslim kemudian mendiskusikannya.

Kemudian, sebelum terakhir kita juga bisa Mmengasah rasa kepekaan sosial.
Uthlah Shoifiyyah juga merupakan kesempatan  untuk mengasah rasa kepekaan sosial kita terhadap lingkungan. Misal kita bisa memilah & memilih pakaian kita mana yang masih layak pakai karena telah kita tinggal berbulan lamanya. Tentu dengan 'aksi bongkar lemari pakaian' , jika memang nantinya ada pakaian yang masih bagus & layak pakai serta tidak pas dengan ukuran tubuh kita, kita bisa memberikannya sebagian kepada yang memerlukan.

Hal ini merupakan langkah yang sangat terpuji. Kita bisa menyalurkan ke lembaga sosial atau juga bisa kita sendiri yang mengunjungi orang-orang yang membutuhkan. Kita akan dapat melihat bahwa di dalam hidup ini ada banyak hal yang belum mereka ketahui. Ada banyak anak-anak yang menjalani hidup sangat berbeda. Hal ini akan dapat melatih kita untuk senantiasa mensyukuri nikmat yang sudah Allah Subhanah berikan.

Ini Satu-satunya Sahabat Nabi yang Namanya Diabadikan Al-Qur'an

Ayat-ayat al-Qur’an biasanya diturunkan untuk menjawab berbagai soalan yang memerlukan ketetapan hukum, selain yang sifatnya informatif tentang kehidupan di masa lalu dan masa mendatang.

Namun, meskipun banyak ayat yang menjawab tanyaan sahabat maupun yang turun untuk memuji kualitas keimanan seseorang, al-Quran tak pernah menyebut nama mereka. Oleh sebab itu, jika kita membaca al-Quran dari awal hingga akhir, tak akan kita temui nama-nama seperti Umar, Aisyah maupun Ali. Padahal, banyak ayat turun terkait tiga sahabat tersebut.

Satu-satunya nama sahabat Nabi yang disebut dalam al-Quran hanya Zaid. Siapakah dia dan disebut di surah apa?

Dia adalah Zaid bin Haritsah (578-629). Al-Quran mengabadikan namanya dalam surah al-Ahzab [37] ayat 37. “... Maka ketika Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (bercerai), Kami nikahkan engkau dengannya (janda Zaid/Zainab) agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (menikahi) istri dari anak angkat mereka. ...”

Zaid bin Haritsah adalah anak angkat Nabi Muhammad saw. Sebelumnya, ketika masih kanak-kanak dia dibawa ibunya bepergian. Perampok menculiknya, lalu menjualnya di pasar budak.

Hakam bin Hazam membelinya dan dihadiahkan ke bibinya, Khadijah binti Khuwailid. Setelah Khadijah menikah dengan Rasul, Zaid turut hidup bersama keluarga Nabi. Nabi tak pernah menganggap Zaid sebagai budak, melainkan diasuh laiknya anak sendiri.

Di kemudian hari, ayah Zaid, Abdul Uzza bin Imri' Al-Qais, mendapat kabar bahwa anaknya dijual sebagai budak di Mekah. Ayah Zaid segera berangkat ke Mekah dan menemui Nabi. Dia bermaksud menebusnya. Akan tetapi, Nabi menolak tawaran uang dari ayah Zaid.

Nabi mengatakan bahwa semuanya terserah Zaid. Jika ingin pulang ke kampung halaman bersama ayahnya, Nabi mempersilakan tanpa tebusan apapun. Jika ingin bersamanya, Zaid tak akan pernah diperlakukan sebagai budak.

Zaid akhirnya memutuskan tinggal bersama Nabi Muhammad. Ayahnya pun tak keberatan dengan keputusan anaknya ini. Dia pulang dengan lega karena anaknya mendapat pengasuhan yang jauh lebih baik.

Seiring perjalanan waktu, Zaid tumbuh menjadi pemuda saleh yang cerdas dan luas pemahamannya. Sebagai prajurit, dia dikenal sebagai pemanah ulung. Dalam setiap pertempuran yang diikutinya, Zaid selalu menjadi komandan.

Pertempuran terakhir Zaid adalah pada bulan September 629. Sebanyak 3000  pasukan yang dipimpin Zaid bergerak menuju Basrah (Suriah). Tentara Bizantium yang terdiri dari 100.000 tentara asal Yunani didukung oleh 100.000 tentara kabilah-kabilah Arab, seperti Lakhm, Judham, Al-Qayn, Bahra dan Bali menyergap pasukan Zaid di Mu’tah.

Zaid dan tentaranya menyulitkan pasukan Bizantium yang mengepung dari segala penjuru, sampai akhirnya sebuah tombak lontar menancap di tubuhnya. Zaid mengalami perdarahan hebat, nyawanya tak tertolong.

Mendengar kabar kesyahidan Zaid, Nabi Muhammad menemui keluarganya. Anak Zaid menangis di hadapan Nabi. Nabi Muhammad juga turut menangis sampai terisak. Saad bin Ubadah berkata, “Rasul, apakah ini?” Nabi menjawab, “Ini adalah duka seorang kekasih untuk yang dicintainya.”

Zaid tercatat sebagai prajurit yang pertama kali syahid di negeri asing.

Selasa, 11 Agustus 2015

#KisahUthlah 5

Ini lanjutan dari hashtag sebelumnya ikhwah,
#UthlahShoifiyyah
#ShoifiyyahMubarokah
#KeepDakwahOnShoifiyyah
#NyantrendWeekend
#SummerMubaarak2015

Baru bisa cerita lagi karena ada agenda yang harus meninggalkan hp.

Masih di cerita ringan seputar lebaran Ana kemarin ikhwah, tak hanya kisah sedih soal tragedi di Tolikara. Tapi juga ada banyak kisah-kisah kebersamaan yang menyenangkan, satu diantaranya adalah manfaat bersilaturrahim. Ana & keluarga, dengan bersilaturrahim melalui pertemuan keluarga kemarin pada lebaran adalah makin eratnya jalinan persaudaraan antar anggota keluarga besar.

Ya,
Seperti biasa, sepulang sholat Ied, Ana & keluarga kembali ke rumah kakek & Nenek yang biasa Ana panggil Mbah untuk sungkeman. Minta maaf ke orangtua, adik, kakak & saudara beserta kerabat dekat. Sungkeman berlanjut ke keluarga Umi & Mbah dari Abah yang ada di Tuban. Lalu siangnya sampai malam Ana beserta keluarga menunggu tamu yang akan bersilaturrahim ke rumah Mbah.

Lebaran adalah hari yang ditunggu-tunggu banyak umat muslim. Bagaimana bisa ketemu saudara yang mungkin sudah hampir setahun tidak bersua. Bertukar kabar & canda sederhana sambil ngemil hidangan desa yang ada. Kedengarannya biasa memang, tapi untuk Ana ini adalah hal yang bahagiaaaa sekali. Melihat Ana yang pulang hanya setahun sekali. Alhamdulillah...

Meskipun pada pertemuan setahun sekali itu tidak semua anggota keluarga bisa berkumpul tapi tak mengurangi keakraban. Keluarga besar di desa biasa saling mengenalkan anggota keluarga baru & saling mengabarkan kondisi anggota keluarga lain yang tak bisa hadir.

Kalau boleh menambahkan, Ana punya banyak saudara. Mulai dari keluarga Abah Ana & juga Umi Ana yang kesemuanya harus dikunjungi ketika hari lebaran. Ketika berjumpa dengan saudara-saudara dari Abah & Umi, sebagaimana layaknya sebuah tradisi silaturrahim, Anapun bersimpuh, mencium tangan mereka & meminta maaf untuk setiap kesalahan Ana. Tradisi silaturrahim ini juga telah menjadi tradisi keluarga Ana meskipun keluarga Ana memiliki pandangan & keyakinan yang berbeda dengan mereka mengenai tradisi yang ada. Lebaran telah mencairkan sekat & keyakinan setiap orang. Semua orang memiliki kedudukan yang sama di hadapan pencipta Nya & setiap orang memiliki kesalahan yang harus diselesaikan bersama-sama.

Kalau sudah begini Ana tercenung mengingat masa-masa kecil dulu yang sudah terlewat. Bagaimana Ana dulu susah sekali diajak untuk jalan-jalan ke rumah saudara Abah & Umi. Tapi sekarang, dengan ilmu yang ada, membuka hati Ana bahwa lebaran merupakan hari kemenangan bersama seluruh masyarakat atas upaya pengendalian diri mereka, yang pantas untuk disyukuri & dirayakan. Ada harapan bahwa pembelajaran dalam bulan puasa ini akan memberikan penguatan, peneguhan & pembiasaan bersama seluruh masyarakat di sebelas bulan berikutnya. Aminn.

“Mulailah dari diri sendiri”. Kata sang dai Aa Gym tiba-tiba masuk dalam ingatan Ana.

#SeguratCatatanHati 5

#UthlahShoifiyyah
#ShoifiyyahMubarokah
#KeepDakwahOnShoifiyyah
#NyantrendWeekend
#SummerMubaarak2015

Bagaimana menjadikan liburan lebih bermakna
Mudah-mudahan bermanfaat & ini lanjutannya ikhwah
Ketiga, Melatih keterampilan rumah tangga. Ya, Uthlah Shoifiyyah juga sangat baik dimanfaatkan untuk membantu orang tua kita dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Masya Allah bukan. Berbulan lamanya atau bahkan setahun kita tidak bertemu dengan orang tua kita, tiba-tiba tanpa disuruh kita langsung ikut andil dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah sehari-hari memang terlihat sepele, tetapi kalau tidak terlatih, akan membuat kita canggung ketika kita nanti harus mengerjakan pekerjaan rumah sendiri. Uthlah Shoifiyyah adalah kesempatan bagi kita untuk mengamalkan apa yang kita lakukan selama tholabul 'ilm di Jakarta. Yakni sebuah kemandirian. Misal hal kecil & biasa kita lakukan sendiri adalah mencuci piring, merapikan tempat tidur, melipat baju, menyeterika & pekerjaan rumah lainnya. Kita harus terlibat aktif, hingga orang tua tak merasa rugi membolehkan kita kuliah di Jakarta. Jadi, siapa bilang rekreasi harus selalu berarti pergi jauh ???

Keempat,  Menjalin keakraban anggota keluarga. Silaturahim merupakan amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Mengisi waktu liburan dengan silaturahim kepada kerabat sangat baik dilakukan. Apalagi selama 3 bulan kita juga melewati Uthlah 'idul Fithr, yang biasa kita warnai juga dengan acara berkunjung ke saudara & sanak famili kita. Namun,  jika berencana akan tinggal di kampung nenek untuk waktu yang agak lama misalnya, pastikan bahwa agenda dakwah kita akan tetap berjalan baik. Misal hal kecil mangajak keluarga untuk sholat berjama'ah. Jangan lupa untuk melaraskan rutinitas yang selama ini sudah diterapkan dalam diri kita seperti tilawah harian. Dengan begitu, sepulang dari kampung nenek kita mendapatkan tambahan sesuatu yang bermanfaat & tidak kehilangan apa-apa yang selama ini sudah diupayakan bersama di rumah dengan anggota keluarga.

#KisahUthlah 4

#UthlahShoifiyyah
#ShoifiyyahMubarokah
#KeepDakwahOnShoifiyyah
#NyantrendWeekend
#SummerMubaarak2015

Bismillah,

Yatto natsu ga kitaaa !!!, kata adik Ana perempuan.
Entah artinya apa, katanya sih itu ungkapan untuk menyambut musim panas datang ketika itu…

Ikhwah,
Tak Ada Kebahagiaan Idul Fitri di Tolikara Papua.

Hari paling membahagiakan dalam kalender Muslim adalah hari raya Idul Fithri, yang tahun ini ditandai dengan tangis & penderitaan di negeri Mutiara Hitam sana, yang berantakan akibat oknum sebagian orang-orang GIDI. Komunitas besar kristen di Papua. Bukannya merayakan lebaran & shalat idul fithri dengan tenang, malah lari kesana kemari akibat lemparan batu & kemudian dilanjutkan dengan pembakaran beberapa bangunan, kios & masjid.
Dunia sedang melihat mereka ikhwah, tapi kita tidak merasakan (penderitaan) mereka. Ana mengikuti setiap berita yang ada saat lebaran ketika itu. Pertanyaan Ana ketika itu adalah, Kenapa mereka menyia-nyiakan nyawa rakyat muslim Tolikara???

Ketika itu adalah uthlah. Kita umat muslim Indonesia malah melihat orang menjadi martir, melihat sebuah kehancuran. Liburan apa ini?? padahal umat muslim di Tolikara sama dengan kita yang tidak di Tolikara. Bisa jadi sampai sekarang mereka masih trauma atas apa yang terjadi di hari fithri itu. Ketika mereka makan, rasanya seperti racun. Di mana dunia HAM ??? Mana orang-orang yang dulu pernah menyerukan HAM saat orang-orang kecil non muslim terdholimi???
Perseteruan ini ramai diperbincangkan di berbagai jejaring sosial. Selain kemarahan, ada berbagai prakarsa yang menyerukan dialog dan perdamaian antara perwakilan umat muslim dengan pihak GIDI.

Alhamdulillah,
Dewan perwakilan umat islam telah membuat lembaga hukum yang khusus mengusut & menuntaskan masalah ini dengan nama "Komisi Umat Tolikara Papua"

#SeguratCatatanHati 4

#UthlahShoifiyyah
#ShoifiyyahMubarokah
#KeepDakwahOnShoifiyyah
#NyantrendWeekend
#SummerMubaarak2015

Ini lanjutannya ikhwah, bagaimana menjadikan liburan lebih bermakna
Mudah-mudahan bermanfaat,

Ya, Yang pertama adalah "Meningkatkan pemahaman tentang Islam".

Ikhwah, Uthlah Shoifiyyah bisa kita gunakan untuk meningkatkan pemahaman kita pada ajaran Islam. Mulai dari peningkatkan kualitas ibadah, hafalan al-Quran atau juga meningkatkan semangat juang kita. Misal, kita bisa ikut acara Murokkaz Qur'an. Murokkaz Qur'an merupakan salah satu alternatif yang baik. Bahkan saat ini Murokkaz Qur'an tidak hanya diselenggarakan pada bulan Ramadhan saja, tetapi ada juga yang diselenggarakan saat uthlah seperti ini. Pun seandainya kalau tidak ada program Murokkaz Qur'an, kita bisa berinisiatif membuat program semacam itu di lingkungan tempat tinggal kita. Mmisalnya saja kita buat di masjid terdekat, bekerjasama dengan pengurus  masjid yang ada. Bisa kita inisiatifkan dengan membuat materi kajian yang menarik, sesuai dengan tahapan usia, tentu tetap dengan memperhatikan target-target yang ingin di capai. Kegiatan semacam ini akan melatih keberanian sekaligus pengalaman yang sangat berharga buat kita, terutama peserta. Jika perlu, siapkan hadiah spesial untuk para peserta yang bersungguh-sungguh & mencapai hafalan banyak agar mereka bersemangat & berusaha tampil sempurna.

Kedua, Mengajak teman dalam aktivitas dakwah kita.

Uthlah Shoifiyyah juga merupakan kesempatan bagus untuk mengajak teman dalam aktivitas dakwah kita. Hal ini penting untuk memberikan contoh & pembelajaran kepada teman kita terutama yang memang tak pernah langsung turun di medan dakwah. Ajaklah dia untuk turut serta  ketika kita menjadi pembicara dalam pengajian atau diskusi. Sesampai di rumahnya, bisa jadi teman kita tadi bisa diminta pendapatnya tentang  kegiatan yang baru saja ia ikuti oleh orang tua. Bisa juga ia ditanya tentang materi yang disampaikan kita. Bahkan mungkin tanpa kita duga ia juga mempunyai  kritik & saran buat kita. Syukur & Alhamdulillah jika kemudian orang tuanya juga akhirnya gabung dengan komunitas dakwah kita.

Namun, poin penting juga sebelum memutuskan untuk mengajak teman kita pergi berdakwah, tentu harus dipertimbangkan kondisi kesiapannya. Kita persiapkan seperlunya  agar ia di sana bisa  merasa nyaman & malah tidak menimbulkan masalah. Sambil mengajaknya berdakwah, jelaskan kepadanya bahwa dakwah adalah kewajiban setiap Muslim. Jika perlu, kenalkan kepadanya dalil-dalil tentang kewajiban berdakwah. Jelaskan pula bahwa Islam bukan hanya mengajarkan sebatas ibadah seperti shalat, puasa, zakat dan haji. Seperti QS al-Ashr yang sangat populer di kalangan kita.

#SeguratCatatanHati 4

#UthlahShoifiyyah
#ShoifiyyahMubarokah
#KeepDakwahOnShoifiyyah
#NyantrendWeekend
#SummerMubaarak2015

Ini lanjutannya ikhwah, bagaimana menjadikan liburan lebih bermakna
Mudah-mudahan bermanfaat,

Ya, Yang pertama adalah "Meningkatkan pemahaman tentang Islam".

Ikhwah, Uthlah Shoifiyyah bisa kita gunakan untuk meningkatkan pemahaman kita pada ajaran Islam. Mulai dari peningkatkan kualitas ibadah, hafalan al-Quran atau juga meningkatkan semangat juang kita. Misal, kita bisa ikut acara Murokkaz Qur'an. Murokkaz Qur'an merupakan salah satu alternatif yang baik. Bahkan saat ini Murokkaz Qur'an tidak hanya diselenggarakan pada bulan Ramadhan saja, tetapi ada juga yang diselenggarakan saat uthlah seperti ini. Pun seandainya kalau tidak ada program Murokkaz Qur'an, kita bisa berinisiatif membuat program semacam itu di lingkungan tempat tinggal kita. Mmisalnya saja kita buat di masjid terdekat, bekerjasama dengan pengurus  masjid yang ada. Bisa kita inisiatifkan dengan membuat materi kajian yang menarik, sesuai dengan tahapan usia, tentu tetap dengan memperhatikan target-target yang ingin di capai. Kegiatan semacam ini akan melatih keberanian sekaligus pengalaman yang sangat berharga buat kita, terutama peserta. Jika perlu, siapkan hadiah spesial untuk para peserta yang bersungguh-sungguh & mencapai hafalan banyak agar mereka bersemangat & berusaha tampil sempurna.

Kedua, Mengajak teman dalam aktivitas dakwah kita.

Uthlah Shoifiyyah juga merupakan kesempatan bagus untuk mengajak teman dalam aktivitas dakwah kita. Hal ini penting untuk memberikan contoh & pembelajaran kepada teman kita terutama yang memang tak pernah langsung turun di medan dakwah. Ajaklah dia untuk turut serta  ketika kita menjadi pembicara dalam pengajian atau diskusi. Sesampai di rumahnya, bisa jadi teman kita tadi bisa diminta pendapatnya tentang  kegiatan yang baru saja ia ikuti oleh orang tua. Bisa juga ia ditanya tentang materi yang disampaikan kita. Bahkan mungkin tanpa kita duga ia juga mempunyai  kritik & saran buat kita. Syukur & Alhamdulillah jika kemudian orang tuanya juga akhirnya gabung dengan komunitas dakwah kita.

Namun, poin penting juga sebelum memutuskan untuk mengajak teman kita pergi berdakwah, tentu harus dipertimbangkan kondisi kesiapannya. Kita persiapkan seperlunya  agar ia di sana bisa  merasa nyaman & malah tidak menimbulkan masalah. Sambil mengajaknya berdakwah, jelaskan kepadanya bahwa dakwah adalah kewajiban setiap Muslim. Jika perlu, kenalkan kepadanya dalil-dalil tentang kewajiban berdakwah. Jelaskan pula bahwa Islam bukan hanya mengajarkan sebatas ibadah seperti shalat, puasa, zakat dan haji. Seperti QS al-Ashr yang sangat populer di kalangan kita.

#KisahUthlah 3

#UthlahShoifiyyah
#ShoifiyyahMubarokah
#KeepDakwahOnShoifiyyah
#NyantrendWeekend
#SummerMubaarak2015

Allahhu Akbar Allahhu Akbar,
Laa ilaaha illa Allahu wAllahu Akbar,
Allahu Akbar walillahil Hamdu...

Hari terakhir Ramadhan ketika itu sangat terasa sekali di Surabaya. Terkhusus rumah Ana yang dekat drngan masjid. Sehabis shalat magrib, gema takbir bersahutan dari speaker masjid menyambut hari Idul Fitri esok paginya. Namun, karena Ana setiap tahun selalu shalat idul fithri di desa sehingga malam harinya justru Ana buat untuk pulang kampung malam itu juga bersama keluarga. Sehingga, Ana & keluarga jarang sekali melaksanakan shalat idul fithri di Surabaya. Selain faktor jalanan yang sepi juga malam hari terasa sejuk ditemani angin semilir malam.

Ya, hampir sepanjang perjalanan yang Ana dengar sahutan takbiran. Entah itu dari masjid, surau, musholla maupun deretan patrol ataupun anak-anak & kaum muda yang menyambut lebaran dengan bedug serta alat musik lainnya di jalanan. Rumah keluarga orang tua Ana berada di Kota Gresik Desa. Termasuk kota tetangga Surabaya. Waktu perjalanan tempuh, sekitar 1 jam lebih 15 menit dengan motor.

Nah, Ana mau menceritakan pengalaman pelaksanaan shalat Idul Fitri di desa ini. Ada perbedaan dengan pelaksanaan di kebanyakan masjid di Surabaya. Tidak terlalu banyak, hanya beda waktu pelaksanaan saja. Kalau di Surabaya, shalat idul fithri biasanya dimulai jam 7 pagi. Sementara, kalau di sini shalatnya mulai jam setengah 7 pagi. Biasanya setelah sampai di desa, Ana & keluarga langsung tidur tanpa nambah kegiatan apa-apa karena tahu besoknya akan bangun pagi untuk sholat idul fithri. Meski demikian, Ana & keluarga harus benar-benar ekstra untuk bangun lebih awal, karena malamnya kan Ana & keluarga baru datang dari Surabaya. Ana & keluarga minimal berangkat menuju masjid pukul 6 pagi.

Bisa kebayangkan, kalau kita telat sedikit ketika berangkat, pas sampai lokasi ternyata sudah penuh pake banget. Pastinya, tidak kebagian tempat karena yang sholat ribuan kaum muslimin disekitar desa Gresik. Tapi Alhamdulillah, seumur-umur Ana & keluarga belum pernah yang namnya telat shalat idul fithri. Pun, biasanya kalau emang telat toh akhirnya Ana berangkat pakai sepeda motor. Tinggal ngeng...!!!.

Oh ya juga, yang unik tradisi di desa Ana adalah dalam penentuan shaff shalat idul fithri di lapangan, sangat-sangat diatur sekali. Jadi untuk shaff jama'ah laki-lakinya, shaff pertama sampai dengan shaff kelima khusus untuk kakek atau lansia, kemudian di susul belakangnya bapak-bapak atau orang tua & seterusnya sampai nanti shaff terakhir adalah anak-anak. Begitu pula dengan shaff jama'ah yang perempuan. So, buat bapak-ibu ataupun keluarga yang shalat idul fithri di sini harus merelakan untuk meninggalkan atau berpisah sejenak dengan anak-ananknya karena ada aturan penentuan shaff shalat.  Di sini, yang khatib & imamnya diimporkan dari luar kota Gresik. Seperti tahun ini, adalah dari Surabaya. Karena Desa di Gresik ini warganya mayoritas berbahasa Jawa & Ana pun juga orang Jawa, walhasil sang khatib akhirnya berceramah pakai bahasa Jawa. Emang Ana bisa pakai bahasa Jawa, masalahnya Jawa apa dulu. Kalau Jawa Krama Ana tak terlalu faham & bahasa inilah yang dipakai sang khatib ceramah. Udah deh, karena Ana besar di Surabaya yang biasa pakai bahasa Jawa kasar juga lama kuliah di Jakarta yang mayoritas bahasa lo-gue, jadi kadang nda' ngerti yang di sampaikan sang khatib. Tapi kayaknya hanya tentang harapan agar amal ibadah seluruh warga dapat di terima oleh Allah & dapat dipertemukan lagi dengan Ramadhan tahun depan. Alhamdulillah akhirnya selesai juga shalat idul fithri pada pukul setengah 8 pagi. Acara di tutup dengan maaf-maafan bareng.

Oke ikhwah, itulah pengalaman shalat idul fithri di Desa Gresik. Kalau disuruh milih, Ana lebih baik shalat di masjid yang menggunakan bahasa Indonesia aja deh. Selain biar ngerti & juga dapat tambahan ilmu. Tapi, jadi kembali ke soa awal bagaimana kalau berangkat pulang kampungnya nda' malam. Pastinya bakal kena macet !.

#SeguratCatatanHati 3

#UthlahShoifiyyah
#ShoifiyyahMubarokah
#KeepDakwahOnShoifiyyah
#NyantrendWeekend
#SummerMubaarak2015

Ikhwah, banyak keinginan yang ingin kita lakukan. Semua thullab, pun tak terkecuali Ana juga tentu ingin merasakan suatu pengalaman baru yang menarik & menyenangkan. Apalagi berhubungan dengan dakwah. Hampir semua uthlah yang ada di ma'hadil 'ulum (kecuali uthlah usbu'i) emang selalu menjadi ajang yang sangat baik untuk sebuah kebersamaan. Entah itu teman, kerabat, komunitas arau bahkan keluarga. Misal di uthlah shoifiyyah yang selalu bebarengan dengan idul fithri. Orangtua yang selama ini sibuk bekerja sehingga interaksi dengan kita sebagai anaknya intensitasnya sangat kurang. Kemudian di momen lebaran ini kita bersama keluarga bisa sama-sama kumpul bersama & membuat agenda uthlah yang barokah.

Tentu sangat baik, kita sebagai ADK menjelang uthlah seperti uthlah shoifiyyah ini secara sengaja menyusun rencana untuk megisi hari-hari itu dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat bagi semua. Jadi,  uthlah shoifiyyah bukan sekadar melepaskan diri dari rutinitas ma'hadil ulum belaka, tetapi harus dijadikan sebagai kesempatan bagi kita untuk memperbaiki yang kurang. Mari kita luruskan, bahwa tholabul 'ilm juga bertujuan untuk menjadikan tholib lebih berkualitas. Tidak hanya memiliki kemampuan di bidang akademis, tetapi sekaligus memiliki keterampilan & kepribadian Islam yang tangguh.

Penasaran??? tunggu postingan Ana selanjutnya ikhwah.