Ikhwah,
Menanggung perih hati karena kehilangan apa yang disukai & disayangi bagi sebagian besar orang sungguhlah tidak mudah.
Merasakan sakit hati sebagai efek dari kesedihan karena kehilangan, menyadarkan kita betapa hati seorang anak manusia sungguh sangat rapuh. Maka, tak ada cara lain untuk menjaganya selain memohon bantuan-Nya.
Karakteristik iman yang naik turun, tentulah mempengaruhi kondisi hati, itulah mengapa dekat dengan-Nya & meminta selalu diberi kesabaran selalu menjadi solusi terbaik. Hanya kepada-Nya kita mengadu & meminta kesembuhan dari rasa sakit juga kesedihan karena kehilangan.
Sabar, menyerahkan semuanya kepada Dzat yang kita sembah. Begitulah, semakin tinggi iman seseorang tentulah ujiannya semakin besar. Insya Allah ujian akan menjadi ladang pahala bagi hamba-hambaNya yang bersabar & terus mendekatkan diri padaNya.
Allah Subhanah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 190-191 yang artinya,
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit & bumi & silih bergantinya malam & siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring & mereka memikirkan tentang penciptaan langit & bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
Bisa jadi kehilangan adalah cara Allah menyayangi kita, skenario Allah untuk membuat kita semakin mengingatnya, jalan Allah untuk membuat kita lebih sabar & hanya kepada Allah Ta’ala sepatutnya kita mengadukan rasa sakit itu. Sebab hanya Dia yang akan menyembuhkan rasa sakit itu.
Kita bisa belajar dari kisah Nabi utusan Allah yang mulia penuh ujian kesabaran.
1. Nabi Yaqub ketika kehilangan putra kesayangannya Nabi Yusuf
“… maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku) & Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan (QS. Yusuf: 18)
2. Nabi Ayub mengadu pada Allah Subhanah, ketika semua yang dimilikinya hilang : kekayaan, anak-anaknya, kesehatannya, teman-temannya & mengalami ujian selama bertahun-tahun.
“(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit & Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”. (QS. Anbya: 83).
Semoga dengan bersabar, hanya bergantung kepada Allah bukan hanya akan mengurangi & menyembuhkan rasa sakit, namun menjadikan kita lebih baik lagi.
Sebab, hidup hanya sementara maka tak ada gunanya berlarut dalam kesedihan. Kiranya, kita hanya akan bersedih pada sesuatu yang akan menyengsarakan kita di akhirat nanti.
Dalam ayat lain,
Allah Subhanah menegaskan :
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu & boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Baqarah : 216).
Share yuukkk...!!!
Jangan lupa baca postingan Ana yang lainn yaaa..???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar