Ini lanjutan dari hashtag sebelumnya ikhwah,
#UthlahShoifiyyah
#ShoifiyyahMubarokah
#KeepDakwahOnShoifiyyah
#NyantrendWeekend
#SummerMubaarak2015
Baru bisa cerita lagi karena ada agenda yang harus meninggalkan hp.
Masih di cerita ringan seputar lebaran Ana kemarin ikhwah, tak hanya kisah sedih soal tragedi di Tolikara. Tapi juga ada banyak kisah-kisah kebersamaan yang menyenangkan, satu diantaranya adalah manfaat bersilaturrahim. Ana & keluarga, dengan bersilaturrahim melalui pertemuan keluarga kemarin pada lebaran adalah makin eratnya jalinan persaudaraan antar anggota keluarga besar.
Ya,
Seperti biasa, sepulang sholat Ied, Ana & keluarga kembali ke rumah kakek & Nenek yang biasa Ana panggil Mbah untuk sungkeman. Minta maaf ke orangtua, adik, kakak & saudara beserta kerabat dekat. Sungkeman berlanjut ke keluarga Umi & Mbah dari Abah yang ada di Tuban. Lalu siangnya sampai malam Ana beserta keluarga menunggu tamu yang akan bersilaturrahim ke rumah Mbah.
Lebaran adalah hari yang ditunggu-tunggu banyak umat muslim. Bagaimana bisa ketemu saudara yang mungkin sudah hampir setahun tidak bersua. Bertukar kabar & canda sederhana sambil ngemil hidangan desa yang ada. Kedengarannya biasa memang, tapi untuk Ana ini adalah hal yang bahagiaaaa sekali. Melihat Ana yang pulang hanya setahun sekali. Alhamdulillah...
Meskipun pada pertemuan setahun sekali itu tidak semua anggota keluarga bisa berkumpul tapi tak mengurangi keakraban. Keluarga besar di desa biasa saling mengenalkan anggota keluarga baru & saling mengabarkan kondisi anggota keluarga lain yang tak bisa hadir.
Kalau boleh menambahkan, Ana punya banyak saudara. Mulai dari keluarga Abah Ana & juga Umi Ana yang kesemuanya harus dikunjungi ketika hari lebaran. Ketika berjumpa dengan saudara-saudara dari Abah & Umi, sebagaimana layaknya sebuah tradisi silaturrahim, Anapun bersimpuh, mencium tangan mereka & meminta maaf untuk setiap kesalahan Ana. Tradisi silaturrahim ini juga telah menjadi tradisi keluarga Ana meskipun keluarga Ana memiliki pandangan & keyakinan yang berbeda dengan mereka mengenai tradisi yang ada. Lebaran telah mencairkan sekat & keyakinan setiap orang. Semua orang memiliki kedudukan yang sama di hadapan pencipta Nya & setiap orang memiliki kesalahan yang harus diselesaikan bersama-sama.
Kalau sudah begini Ana tercenung mengingat masa-masa kecil dulu yang sudah terlewat. Bagaimana Ana dulu susah sekali diajak untuk jalan-jalan ke rumah saudara Abah & Umi. Tapi sekarang, dengan ilmu yang ada, membuka hati Ana bahwa lebaran merupakan hari kemenangan bersama seluruh masyarakat atas upaya pengendalian diri mereka, yang pantas untuk disyukuri & dirayakan. Ada harapan bahwa pembelajaran dalam bulan puasa ini akan memberikan penguatan, peneguhan & pembiasaan bersama seluruh masyarakat di sebelas bulan berikutnya. Aminn.
“Mulailah dari diri sendiri”. Kata sang dai Aa Gym tiba-tiba masuk dalam ingatan Ana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar