Selasa, 25 Agustus 2015

Sharing Tips Menulis dengan Maimon Herawati,  Emaknya "Pingkan"

Siang tadi Ana mendapatkan inspirasi baru tentang menulis dari salah satu penulis favorit Ana.
Kenal "Pingkan" ? Novel remaja yang booming pada zaman SD Ana dulu.                 Nah, kali ini Ana akan membagikan tips2 jitu yang disampaikan oleh mbak Imun tadi, panggilan akrab dari penulis Maimon Herawati. Mungkin Antum lebih mengenalnya dengan nama Mutmainnah.

Cekidot. ...

1.Awal menulis
➡ Menulis itu bukan proses kilat, ia adalah proses batin yang dimulai dari memperkaya diri dengan berbagai bacaan sejak dini. Mbak Imun sudah mulai hobi membacanya sejak kelas 1 SMP. Beliau menghabiskan semua koleksi buku fiksi di perpustakaan tersebut dalam kurun waktu 1 tahun hingga memperoleh predikat" Pengunjung Perpustakaan Terbanyak"  di sekolahnya dulu.

2. Bagaimana cara menulis sampai habis?        
➡Kendala pertama yang sering dihadapi penulis mula adalah kesulitan menyelesaikan cerita. Awal mulanya gairah meletup2, tapi lama kelamaan kehilangan semangat atau ide tulisan & tanpa disadari tulisan yang telah disusun sedemikian rupa menjadi terbengkalai . Itu tak lain & tak bukan karena kita telah menjadi" editor kejam" bagi tulisan kita sendiri. Baru menulis sudah dihapus, salah sedikit langsung di delete. Ini menjadikan kita lama2 bosan & kehilangan semangat.

3. Level menulis
➡Silahkan lalui level2 ini agar tulisan kita menjadi lebih berkualitas
✏Jadilah "Penulis"
Maksudnya?

Kita memposisikan diri sebagai "penulis" . Jangan jadikan diri Antum sebagai editor. Cara mudahnya tulis karya Antum dengan font putih & background putih, jadi kita tak melihat tulisan kita sedikitpun sehingga tak ada kesempatan untuk menghapusnya. Biarkan ide2 mengalir tanpa batas hingga ia habis tuntas. Barulah setelah dituliskan font nya diganti dengan warna hitam.

✂Datang sebagai" Editor"
Anggaplah diri Antum sebagai editor. Koreksi font yang salah, tanda baca spasi & sejenisnya. Perbaiki kata2 yang kurang pas & tambahkan kalimat yang memungkinkan & sulaplah ia menjadi karya menakjubkan

Kembalilah sebagai" Pembaca"

Bayangkan diri Antum sebagai pembaca.
Apakah tulisan ini menarik minat Antum atau tidak sama sekali. 
Untuk kembali & datang sebagai pembaca, sebaiknya kita datang setelah tulisan itu ditelurkan, saat kita sudah terbebas dari psikologi tulisan itu bahkan bisa jadi lupa. Sebuah cerpen harus bisa mencuri minat pembaca pada 4 paragraf pertama. Novel dikatakan gagal apabila pada 3 halaman pertama ia terasa membosankan. Perhatikan apa yang Antum inginkan dari sebuah tulisan, membuat Antum penasaran hingga  melahapnya tanpa sadar.

So, untuk menenerbitkan sebuah tulisan dibutuhkan 3 sudut pandang, penulis, editor & pembaca.

4.  Pernak- pernik  lain nan penting
Jangan pernah buang tulisan sejelek apapun. Simpan ia dalam" potongan kisah" . Suatu saat ia pasti akan berguna,
Kumpulkan quote atau kata2 bagus yang Antum baca atau dengar dalam sebuah buku. Kutip kata2 menakjubkan yang lahir dari hasil bacaan & pemahaman yang lurus. Percayalah itu akan Antum butuhkan jika ingin menambah mutu sebuah tulisan.
Dapatkan inspirasi menulis dari kehidupan sehari2, silaturrahim, curhat teman atau menonton film.
The last, jadikan tulisan Antum tulisan yang berbobot. Allah lah yang akan mengantarkan tulisan kita pada takdirnya masing2.

Mari menulis!
Dengan sedikit perubahan bahasa agar enak dibaca.

2 komentar: