Bagaimana jadinya bila sebuah perasan terus membebani hati dan fikiran kita sehingga sukar untuk melupakan kejadian buruk yang oranglain telah lakukan terhadap kita. Dalam ajaran manapun perbuatan buruk atau jahat tidaklah dibenarkan.
“Balasan sebuah kejahatan atadalah kejahatan yang setimpal. Tapi jika seseorang memaafkan itu lebih baik, dan Allah SWT akan memberikan balasannya, karena Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang berbuat jahat.” (As-Suura ayat 40).
Barang siapa melakukan pengrusakan pada anggota tubuh seseorang akan dibalas dengan hal yang sama; mata dengan mata; telinga dengan telinga; tangan dengan tangan; dan sebagainya. Dan siapapun yang membunuh, maka dia akan dibunuh pula.
Tetapi membalas bukanlah pekerjaan yang mudah. Sementara pembalasan dimaksudkan untuk mengakkan hukum yang intinya adalah bahwa keadilan selalu dan bisa jadi melenceng.
Bayangkan, ketika dendam menyusup ke dalam hati dan fikiran, maka pembalasan bisa tidak adil. Tangan yang dipotong bisa lebih besar, lebih melukai atau lebih berat. Maka Al-Quran memberikan jalan keluar yang lebih arif dan adil, yaitu dengan meminta maaf.
Hanya orang yang berhati lapang dan berjiwa besarlah yang bisa memberikan maaf. Juga sebaliknya, hanya orang yang berhati mulialah yang rendah hati meminta maaf atas kesalahannya. Kedua hal tersebut, memaafkan dan meminta maaf adalah dua hal yang sama hebatnya.
Dengan demikian, kita sebagai makhluk Allah hanya bisa berdoa dan berusaha. Berdoa agar hati kita selalu diberi rahmat untuk dapat memaafkan dan meminta maaf dalam setiap kejadian. Dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
@Motivasi Qurani Harian/Karya: Tasirun Sulaiman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar