Rabu, 15 April 2015

Antara Feminisme dan Keadilan Islam

Isu-isu kesetaraan gender yang menuntut persamaan hak antara perempuan dan laki-laki semakin menuai pro dan kontra. Di kalangan kaum perempuan sendiri, tak sedikit dari mereka yang ‘terpanaskan’ dengan ide feminisme lantaran mereka menginginkan penghapusan diskriminasi atas diri mereka.

Pandangan bahwa perempuan lebih lemah dari laki-laki juga ikut serta mengompori perempuan-perempuan untuk menuntut pengakuan kesetaraan antara diri mereka dengan laki-laki. Fakta ini patut untuk disayangkan karena perempuan-perempuan yang mendukung feminisme ini tidak sedikit yang beragama Islam. Padahal, perbedaan perempuan dan laki-laki ini telah dijelaskan dalam Islam.

Secara fitrah, perempuan memang berbeda dari laki-laki. Namun, adanya perbedaan tersebut bukan berarti Islam memandang rendah perempuan sebagaimana yang sering didengungkan selama ini. Islam justru yang paling memuliakan perempuan. Hal yang penting untuk diingat adalah bahwa adil bukan berarti sama rata, melainkan menempatkan sesuai porsi masing-masing.

Dalam hal perbedaan laki-laki dan perempuan, Islam telah berlaku adil. Sebagai contoh, ketika perempuan hanya mendapat separuh dari warisan yang didapat laki-laki, maka laki-laki yang bertanggung jawab menafkahi keluarga. Ketika laki-laki dituntut untuk menafkahi keluarga, maka perempuan berkewajiban mendidik anak dan mengatur rumah tangga. Semua telah ada porsinya.

Namun, dalam ide feminisme ini, yang justru sangat kentara adalah perempuan selalu dimotivasi dan didorong untuk bebas keluar rumah, berkarir, dan senantiasa memiliki kesamaan dengan laki-laki dalam segala aspek. Hal ini jelas sangat bertentangan dengan Islam. Padahal, ketika Islam tak lagi diindahkan, maka yang terjadi hanyalah kerusakan. Hal ini telah banyak terbukti dengan adanya kasus-kasus narkoba yang melibatkan anak dari keluarga broken home.

Jika dirunut, keluarga yang demikian tentu disebabkan kurangnya perhatian orang tua terhadap anak. Hal ini karena kedua orang tua, ayah dan ibu, bekerja di luar. Maka dalam kasus ini, peran perempuan sebagai ibu dan pengatur rumah tangga tidak terlaksana. Contoh lain adalah maraknya perselingkuhan. Ketika pencari nafkah dalam keluarga bukan lagi suami melainkan istri, maka bisa menyebabkan hilangnya rasa hormat istri terhadap suami yang akhirnya berujung pada perselingkuhan dengan laki-laki lain.

Di sisi lain, sebagai seorang suami yang tak punya banyak keahlian yang seharusnya dimiliki perempuan, akhirnya pekerjaan rumah-tangga tidak terurus, anakpun jadi terlantar, maka lengkap sudah kerusakan keluarga tersebut.

Hal yang tak kalah rusak adalah ketika perempuan diaruskan untuk bekerja semisal laki-laki hingga pulang malam, hal tersebut tentu sangat berpotensi memancing kejahatan terhadap perempuan tersebut seperti perampokan, pemerkosaan, hingga berujung pada pembunuhan.

Lalu, apa sebetulnya agenda utama feminisme ini? Feminisme berangkat dari ide pemisahan agama dari kehidupan yang kemudian menjurus pada kebebasan. Ide feminisme yang memang mempropagandakan kebebasan bagi kaum perempuan ini jelas telah memisahkan agama dari kehidupan.

Pengusungan kesetaraan gender dalam feminisme nyata-nyata menentang agama, menentang Islam, di mana dalam Islam ini perempuan dan laki-laki telah memiliki porsinya masing-masing yang memang berbeda dalam beberapa hal.

Tujuan kemunculan ide feminisme yang bertentangan dengan Islam tentu tidak lain hanyalah untuk semakin menjauhkan kaum muslim dari agamanya.

Dengan semakin banyaknya muslimah yang tersesat dalam feminisme ini, semakin jauhlah mereka dari Islam karena mereka akan senantiasa menjunjung kebebasan bagi dirinya dan bersikap sesuai dengan kemauannya tanpa mempertimbangkan lagi peran sesungguhnya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga.

Dengan demikian,salah satu PR penting bagi seluruh kaum muslim adalah menyadarkan masyarakat tentang bahaya feminisme ini. Perempuan dan laki-laki sejatinya berbeda. Dan hanya Islam yang memahami perbedaan fitrah tersebut sehingga Islam memposisikan laki-laki dan perempuan secara berbeda pula sesuai dengan fitrahnya sehingga tidak mendzalimi.

Islam tidaklah merendahkan perempuan. Islam justru amat sangat memuliakan dan melindungi perempuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar